Rabu, 11 Februari 2015

Andreas 2014, Inpress KARAKTERISTIK DEFORMASI PERMUKAAN DI SEKITAR LUSI MUD VOLCANO, JAWA TIMUR DIAMATI DENGAN GPS DAN INSAR

LUSI LIBRARY FILE: 2015

ASPEK DEFORMASI LUSI MUD VOLCANO
SKENARIO OPTIMISTIK UMUR SEMBURAN LUSI RELATIF PENDIK



DR. ANDREAS ITB
METODA GPS DAN INSAR

PROSIDING 2014: WHAT NEXT LUSI
1.    DR. Heri Andreas, ITB

Andreas 2014, Inpress
KARAKTERISTIK DEFORMASI PERMUKAAN DI SEKITAR LUSI MUD VOLCANO, JAWA TIMUR DIAMATI DENGAN GPS DAN INSAR
Characteristics of Surface Deformation around the lusi Mud Volcano, East Java as observed by GPS and InSAR
Heri Andreas et al., (Dalam Persiapan, 2014)

KARAKTERISTIK DEFORMASI PERMUKAAN DI SEKITAR LUSI MUD VOLCANO, JAWA TIMUR DIAMATI DENGAN GPS DAN INSAR
Characteristics of Surface Deformation around the lusi Mud Volcano, East Java as observed by GPS and InSAR
Heri Andreas et al., (Dalam Persiapan, 2014)
Catatan Status Makalah: (Hardi Prasetyo)
·      Makalah ini diterima langsung dari Penulis Artikel Ilmiah, Dr. Heri Andreas, saat melakukan Road Show Lusi ke ITB.
·      Selanutnya telah di tinjau dan dialihbahasakan oleh Dr. Hardi Prasetyo, untuk didedikasikan kepada publik melalui sarana Lusi Library: Knowledge Management, Lusi mud volcano Blog, Lusi Facebook-GooglePlus-Twitter, dll.,
·      Makalah ini secara khusus telah ditempatkan pada Lusi Library, Edisi Khusus.  Dalam Rangka Memori dan Histori LUSI 8 Tahun.
·      Dengan Misi aspek Holistik, yaitu “Mengangkat Putra/Putri Indonesia dalam mengkontribusikan makalah ilmiah terkait Kebencanaan Lusi mud volcano”
·      Dengan semangat NKRI: Agar dapat menjadi tuan rumah di Negaranya Sendiri.
Hal ini mengingat bahwa sampai saat ini, Album Khazanah Lusi mud volcano baik yang telah diterbitkan pada maalah ilmiah utama, maupun Dipresentasikan pada beberapa forum profesional ternama. Masih didominasi oleh para ahli kebumian dari manca negara.


Pokok-Pokok Bahasan dan Kata Kunci
EVALUASI KATA KUNCI:
Karekteristik Deformasi permukaan: Mengindikasikan dan Fokus pada aspek Deformasi di Permukaan (surface deformation). 
Di sekitar Lusi mud volcano:  pola deformasi mengikuti suatu bentuk elip, dengan intensitas mengecil menjauhi Pusat Semburan.
Metoda GPS dan InSAR (2006-2009): menjadi ujung tombak padastudi deformasi di permukaan.

Sari
Posisi Semburan:  berawal 29 Mei 2006, semburan LUSI mud volcano yang masih terus berlanjut
Pemicu deformasiSemburan Lusi mud volcano
Pengambilan data GPS 2006-2010: Untuk mengamati deformasi permukaan (surface deformation).
Pengambilan data InSAR 2006-2009: interferogram dibuat citra ALOS PASLSAR
Karakteristik awal deformasi pola linier (mendatar)kecepatan vertikal dan horisantal 4-1cm/hari
Pasca 4 tahun semburan Lusi: Tahun 2010 terjadi perubahan mendasar penurunan eksponensial   (exponential decay pattern).

Tujuan Makalah: Studi kombinasi GPS dan InSAR karakteristik

Pendahuluan
Awal terbentuknya Lusi mud volcano: 29 Mei, 2006
Material disemburkan dan area tergenang: lumpur, air, dan gas lebih 2 km2
 Semburan Lusi mud volcano dan dampaknya: Kehidupanan, lingkungan dan infrastruktur
Evolusi volume semburan Lusi: 5000-120.000-170.000m3/h
Rekor Kecepatan Semburan yang dahsyat: 180.000m3/h
 2010 Perubahan mendasar: intensitas semburan menurun signifikan
Faktor Pengendali Deformasi: Pembebanan dan runtuhnya penutup, pemindahan tanah
Fakta awal terjadinya deformasi tanah: 2006-2007 bukti deformasi permukaan di sekitar Lusi mud volcano
Intensitas deformasi yang tinggi 4-1cm/hari
Fokus makalahApa yang terjadi pasca 2010, deformasi permukaan dari data GPS InSAR (2006-2010)
Diskusi dan Kesimpulan
2006-2009 survei GPS dan InSAR: Identifikasi dan Besaran Deformasi di Lusi mud volcano
Kecepatan Deformasi permukaan 2006-2008 intensitas vertikal dan horisontal 4-1cm/hari
Kecenderungan Pola intensitas deformasi Tren linier
Proyeksi amblesan pada dekade mendatang yang sangat dahsyat: Amblesan dapat teradi ratusan meter
Apa yang teradi 2014-2010 pola penurunan deformasi secarapeluruhan eksponensial (exponential decay pattern)
Perubahan mendasar pola amblesan: Dari linier total ratusan meter, menjadi pengurangan eksponensial beberapa cm/dm
Konsistensi hasil GPS dan InSAR: Positif dan Jelas
Limitasi citra InSAR: terbatas deformasi pada garis penglihatan
Identifikasi elip deformasi di barat Lusi: Umum dikaitkan dengan adanya ekstraksi sumur produksi gas alam
Kenampakan elip pengangkatan di timur Lusi: sebagai kesalahan pemrosesan citra
Fakta amlesan berkurang eksponensial: Sinyal skenario Akhir semburan Lusi
Asumsi amblesan berhubungan dengan semburan: Proyeksi semburan Lusi akhirnya berhenti/berakhir
EVALUASI KATA KUNCI:
Karekteristik Deformasi permukaan: 
Mengindikasikan dan Fokus pada aspek Deformasi di Permukaan (surface deformation). 
Hal yang signifikan adalah adanya perubahan pola intensitas deformasi khususnya amblesan (subsidences), sebelumnya secara linier (2006-2009) menjadi suatu penurunan dengn pola eksponensial “exponential decay” (2010-2014).
Di sekitar Lusi mud volcano:  
Mengelilingi Gunung Lusi sebagai Pusat Semburan dan terjadinya intensitas deformasi secara vertikal yang maksimum.
Pengembangan pengendali pembentukan kaldera, memberikan implikasi pola deformasi mengikuti suatu bentuk elip, dengan intensitas mengecil menjauhi Pusat Semburan.
Metoda GPS dan InSAR: 
Penerapan teknologi GPS dan InSAR saat ini (diawali Abidin 2008), selanjutnya menjadi ujung tombak untuk studi deformasi di permukaan baik di Lusi mud volcano pada khususnya, maupun di beberapa kawasan di manca Negara.

Sari
Awal semburan dan kelanjutannya: 
Semburan yang terus berlanjut dari LUSI mud volcano, berawal pada 29 Mei 2006, dengan mengeluarkan material campuran lumpur, air dan gas.
Semburan ditentukan sebagai pemicu deformasi: Sebegitu jauh, semburan telah memicu terjadinya deformasi tanah (land deformation)secara horisontal dan vertikal.
Pengambilan data GPS 2006-2010: 
14 Studi GPS yang telah diimplemetasikan pada Juni 2006-Desember 2010  mencakup 50 stasiun, yang berlokasi tersebar 10 km dari pusat semburan. Dutujukan untuk mengamati deformasi permukaan (surface deformation).
Pengambilan data InSAR 2006-2009: 
150 pasangan dari interferogram dibuat dari 66 citra ALOS PASLSAR yang diambil antara bulan Juni 2006 dan Desember 2009, juga telah digunakan untuk studi deformasi di permukaan ini.
Awal deformasi pola linier, 4-1cm/hari: 
Pada awal  perkembangan dari mud volcano, terdapat suatu kecenderungan yang linier (mendatar) yang diamati di sekitar daerah mud volcano terhadap kecepatan horisontal dan vertikal sebesar 4 cm/hari dan 1 cm/hari
Tahun 2010 terjadi perubahan mendasar penurunan eksponensial: 
Saat itu lebih dari empat tahun setelah erupsi, pengamatan deformasi permukaan memperlihatkan suatu pola penurunan yang eksponensial (exponential decay pattern), dimana kecepatan hanya sekitar beberapa cm/tahun saja.
Studi kombinasi GPS dan InSAR: 
Makalah ini menekankan penerapan teknik GPS dan InSAR untuk menentukan karakteristik spasial dan temporal deformasi di permukaan sekitar LUSI mud volcano antara tahun 2006-2010.

Pendahuluan
Awal terbentuknya Lusi mud volcano: 
Pada 29 Mei, 2006 suatu mud volcano mulai terbentuk di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, Indonesia.
Material disemburkan dan area tergenang: 
Material lumpur, air, dan gas diekstrusikan secara masif selanjutnya telah  menggenangi suatu area lebih dari dua km2.


 Semburan Lusi mud volcano dan dampaknya: 
Sejak saat terjadinya ekstrusi darisemburan Lusi tersebut, campuran material lumpur, air dan gas telah menyebabkan kerusakan pada kehidupan, lingkungan dan infrastruktur.
Evolusi intensitas Semburan Lusi: 5000-170.000m3/h
Volume lumpur yang disemburkan  meningkat dari awalnya sebesar 5000m3/hari pada tahap awal, selanjutnya meningkat dramatis menjadi 120.000m3/hari pada Agustus 2006. 
Selanjutnya material yang disemburkan mencapai kecepatan puncak 160.000 dan 170.000m3/hari. 
Tingginya intensitas ini diduga telahmengikuti terjadinya gempabumi pada September 2006.
Rekor Kecepatan Semburan yang dahsyat: 180.000m3/h
Pada Desember 2006 kecepatan mencapai rekor tertinggi sebesar 180.000m3/hari; 
Selanjutnya sejak Juni 2007 semburanLusi mud volcano masih berlanjut dengan memuntahkan material campuran tersebut dengan intensitas lebih dari 110.000m3/hari.
 2010 Perubahan mendasar, penurunan intensitas semburan:  
Namun setelah empat tahun (2010), sejak dari awal semburan (2006), volume lumpur  yang disemburkan  telah menurun secara signifikan.
Faktor Pengendali Deformasi: 
Menetapkan  penyebab terjadi deformasi di permukaan adalah karena efek pembebanan (loading), runtuhnya penutup karena adanya pemindahan lumpur ke permukaan, dan terjadinya pemindahan tanah (land settlement) disebabkan oleh pekerjaan di permukaan (terutama pembangunan tanggul), dll., di sekitar Lusi,  setelah berlangsungnya semburan.
Fakta awal terjadinya deformasi tanah pasca semburan Lusi mud volcano: 
Pada awal semburan (2006-2007),  survei GPS dan pengukuran InSAR telah dilakukan oleh Abidin et al (2008), dan InSAR oleh Fukushima et al., (2009), keduanya telah secara jelas menguraikan deformasi permukaan yang terjadi sekitar Lusi mud volcano.
Intensitas deformasi yang tinggi (4-1cm/hari): 
Pada periode ini. telah dapat diamati kecepatan deformasi vertikal dan horisontal sekitar 4cm/hari dan 1cm/hari.
Apa yang terjadi pasca perubahan mendasar 2010, menjadi fokus makalah: 
Apa yang terjadi setelah empat tahun, akan diuraikan pada makalah ini.  Lebih banyak data GPS dan InSAR (2006-2010) yang telah dihimpun untuk  memperlihatkan deformasi permukaan secara lebih detail lagi.
Diskusi dan Kesimpulan

2006-2008 Identifikasi dan Besaran Deformasi di Lusi mud volcano: 
Pada awal semburan (2006-2007), survei GPS dan pengukuran InSAR telah dilaksanakan oleh Abidin et al. (2008) dan InSAR oleh Fukhushima et al. (2009). 
Keduanya telah sangat menjelaskan dalam mengidentifikasikan dan mengukur besarannya, terhadap fenomena deformasi pemukaan di sekitar Lusi mud volcano.
2006-2008 intensitas deformasi 4-1cm/hari: 
Pada periode ini telah diamati bahwa kecepatan deformasi permukaan secara vertikal dan horisontal antara 4cm/hari dan 1cm/hari.
Pola intensitas deformasi linier: 
Lebih daripada itu dari hasil tersebut juga telah dapat diamati kecenderungan pola itensitas deformasi yang linier (a linear  trend).
Proyeksi amblesan pada dekade mendatang yang sangat dahsyat: 
Berdasarkan fakta tersebut selanjutnya, Abidin et al. (2008) dan Davies et al. (2010) telah membuat suatu proyeksi terhadap terjadinya amblesan sebesar ratusan meter yang dapat terjadi pada abad berikutnya.
2014-2010 pola penurunan deformasi secara eksponensial: 
Saat ini, lebih dari empat tahun setelah awal semburan Lusi berlangsung,  pengamatan deformasi permukaan memperlihatkan suatu pola pengurangan yang eksponensial (exponential decay pattern), dengan kecepatan hanya sekitar beberapa cm/tahun.
Suatu pola yang linier sebagaimana proyeksi usulan total amblesan yang sebesar ratusan m di atas (Abidin dan Davies, 2008), akan diperbarui dari hasil studi ini.
Konsistensi hasil GPS dan InSAR: 
Fakta terdapatnya keselarasan yang positif dan jelas antara hasil GPS dan InSAR untuk meninjaunya pada makalah ini. Namun,  perbandingan secara detil antara hasil tersebut  tetap diusulkan untuk dilakukan penyelidikan yang seksama.
Limitasi citra InSAR masih terbatas deformasi pada garis penglihatan: 
Perlu dicatat bahwa hasil visualisasi citra InSAR lebih memperlihatkan deformasi pada garis penglihatan, dan tidaklah menggambarkan suatu deformasi vertikal dan horisontal yang sebenarnya.
Identifikasi elip deformasi di barat Lusi: 
Salah satu hasil yang menarik dari InSAR adalah terdapatnya deformasi pada sebelah barat dari Lusi, yang kemungkinan terkait dengan ekstraksi minyak dan gas bumi, karena di zona ini banyak terdapat sumur pemboran. Fukhusima dan Abidin et al (2008) juga mempunyai kesamaan pernafsiran.
Kenampakan elip pengangkatan di timur Lusi sebagai kesalahan pemrosesan citra:
Analisis yang lebih dalam direkomendasi sepanjang timbulnya sinyal pengangkatan (uplifted signal) di bagian timur dari Lusi. 
Dari hasil analisisanya telah disimpulkan sebagai suatu kesalahan dari atmosfer atau lainnya adanya kesalahan saat pengolahan citra penginderaan jauh.
Skenario Akhir semburan Lusi atau Semburan Lusi berakhir: 
Mengingat bahwa deformasi berasosiasi dengan semburan, sehingga terjadinya inensitas pengurangan dengan pola eksponensial dari studi ini. Mungkin mengindikasikan atau sebagai suatu sinyal, terhadap akhir dari semburan Lusi mud volcano.
Pengurangan kecepatan mungkin berasosisi dengan faktor-faktor yang menimbulkan deformasi (seperti semburan) dimana mungkin tidak eksis lagi. Jadi semburan lumpur akhirnya berakhir? (the mud eruption finally ended?).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar