Sabtu, 14 Februari 2015

0-2015 Tingay, Tekanan Pori awal di bawah Lusi mud volcano, (II) Pendahuluan

LUSI LIBRARY:
EBOOK LUSI

TINGAY 2015, MERUPAKAN PAPER YANG PERTAMA TAHUN 2015


Tingay 2015,


Tekanan Pori awal di bawah Lusi mud volcano, Indonesia

Initial pore pressures under the Lusi Mud Volcano, Indonesia
Mark Tingay (Persiapan 2014, diterbitkan Februari 2015)
Australian School of Petroleum, University of Adelaide, Adelaide. SouthAustralia,
mark.tingay@adelaide.edu.au
Merupakan Paper Ilmiah 2015, karena akan terbit Februari

PENDAHULUAN


Awal kejadian Lusi: 
di daerah berpenduduk padat
Pada pagi hari tanggal 29 Mei 2006, lumpur panas  (hot mud)  mulai  menyembur dari daerah persawahan padi.
Pada  wilayah berpenduduk padat,  di Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur (Davies et al., 2007).

Puncak kecepatan aliran 170.000m3/hari: 
Menggenangi daerah permukiman
Kecepatan aliran (flow rates) lumpur panas mencapai puncaknya pada 170.000 m3/hari.
Lumpur dengan cepat telah menggenangi  wilayah permukiman padat (Mazzini et al., 2007).

Semburan berlanjut: 
Volume lumpur yang dimuntahkan 90 juta m3
Selama  lebih  dari  delapan  tahun  kemudian  'Lusi' (gabungan  dari  Lumpur Sidoarjo, Sidoarjo mud) masih terus menyembur.
Dengan  memuntahkan  lumpur  lebih  dari  90  juta  m3  (having  expelled  over  90 million m3 of mud).

Kecepatan semburan:  
Rata-rata 30.000 m3/hari dan saat ini 10.000m3/hari
Kecepatan pada  tingkat  rata-rata  perhari  sekitar  30.000  m3  /hari  (average  rate  of approximately 30000 m3/day).
Dengan kecepatan aliran saat ini sekitar 10.000 m3 / hari, (with current rates of  approximately 10.000 m3/day) (Rudolph et al., 2013).

Perkiraan panjang kehidupan Lusi:  
Tahun 2018 kecepatan aliran 1.000m3/hari.
Semburan Lusi diperkirakan akan terus berlanjut.
Dengan intensitas menurun sampai pada tingkat lebih dari 1000 m3/hari, sampai kira-kira tahun 2018 (Rudolph et al., 2013).

Persyaratan umum keberadaan gunung lumpur: 
Sedimentasi cepat dan pada tektonik aktif
Gunung lumpur adalah fitur yang relatif umum berkembang di cekungan sedimentasi.
Sedimen telah diendapkan dengan cepat, atau berada di daerah dengan tektonik yang aktif (Kopf, 2002).

Lusi mud volcano yang anomali: 
Pertama kalinya lahir di daerah perkotaan
Namun, Lusi merupakan salah satu contoh dari catatan yang pertama kalinya suatu  mud volcano  yang lahir di, daerah perkotaan.

Karakteristik anomali lainnya: 
Sejak kelahirannya terjadi kontroversi pemicu semburan
Selain  itu,  gunung  lumpur  Lusi  sejak saat kelahirannya telah diselubungi  suasana  kontroversi,  terkait bagaimana bencana itu dipicu.
Skenario alami: 
Lusi dipicu gempabumi Yogyakarta
Beberapa  ilmuwan  berpendapat  bahwa  telah  dipicu  oleh  gempa  Yogyakarta dengan kekuatan 6,4 M yang terjadi pada 27 Mei 2006 (Mazzini et al, 2007;.. Lupi et al, 2013).

Skenario buatan manusia: 
Lusi dipicu oleh ledakan bawah permukaan dari kegiatan pemboran BJP-1:
Namun, peneliti lain mengusulkan bahwa gempa Yogyakarta terlalu kecil untuk memicu bencana Lusi mud volcano tersebut.
Sebaliknya para ahli lainnya berpendapat bahwa semburan lumpur dihasilkan oleh ledakan di bawah tanah, yang berlokasi di dekat sumur eksplorasi Banjar Panji-1 (BJP-1) (Manga, 2007; Tingay et al, 2008;. Davies et al ., 2008).

Fokus Studi Mark Tingay 2015: 
Pada Tekanan Pori sebelum terjadi Lusi, termasuk prediksi lama kehidupan semburan
Penelitian  ini  memfokuskan  untuk  melakukan   analisis  langsung  yang pertama  dari tekanan pori.
Yang diamati di Lusi mud volcano, sesaat sebelum terjadinya semburan.
Hal ini merupakan suatu pemahaman yang rinci tentang tekanan pori pra-semburan.
Dimana akan mempunyai implikasi  langsung  untuk memahami  inisiasi  dan  mekanik  dari gunung lumpur Lusi.
Disamping  itu  yang  tidak  kalah  pentingnya  adalah  untuk  memprediksi  panjang  umur semburan (Davies et al., 2011a).

Keberadaan dan validasi data: 
Tekanan Pori pra-semburan dan perkiraan ke depan
Meskipun  implikasi  bersifat penting,  namun informasi  tekanan  pori  saat  ini  di wilayah tersebut  hanya  terdiri  dari  prediksi    tekanan  pori  pra-bor  yang  belum diverifikasi.
Perkiraan pasca bor, berdasarkan berbagai metode yang tidak diungkapkan.
Dan adanya perbedaan interpretasi terhadap tekanan tendangan dasar-lubang di BJP-1 sumur (Davies et al, 2008;. Tingay et al, 2008;.  Sawolo et al, 2009;.. Davies et al, 2010).

Koreksi terhadap pandangan studi terbaru: 
Estimasi porositas dari Tanikawa 2010 dan Lupi 2014
Selain  itu,  Tanikawa  et  al.  (2010) menggunakan  estimasi   porositas  dan permeabilitas untuk model yang sangat berkisaran lebar. Untuk kemungkinan tekanan pori di wilayah tersebut.
Meskipun  hasil  studi ini  telah  telah  diperdebatkan,  karena  dinilai ada ketidakakuratan  dalam asumsikan geologi bawah permukaan (Davies et al., 2011b).
Sedangkan studi  yang  terbaru,  juga terdapat kesalahan    data  log  yang  digunakan  dalam  penentuan porositas (Lupi et al., 2014).

Data yang digunakan fokus pada data analisis industri migas: 

Menentukan tekanan pori awal di bawah Lusi
Sebaliknya,  penelitian  ini  lebih berfokus  pada  analisis  data  industri  minyak bumi,  yang dikumpulkan dalam lubang bor di dekatnya.
Khususnya Banjar Panji-1 (BJP- 1) juga terletak hanya 150 m dari Lusi.
Dengan tujuan untuk menetapkan besaran tekanan pori awal di bawah Lusi mud volcano lokasi.

Perkembangan Overpressure:  
intensitas menengah sampai tinggi dibawah kedalaman 500m dan sangat dangkal ~350m
Menunjukkan bahwa overpressures dengan intensitas menengah sampai tinggi (lebih dari 13,0 MPa / km atau 11,1 ppg).
Telah terjadi pada  urutan sedimen di  bawah 500m, menerus ke arah yang lebih dalam.
Hal  penting    lainnya,  adalah  karena timbulnya  overpressure  pada  lokasi  yang  sangat dangkal (~ 350 meter).

Cakupan makalah: 
 bahas kemungkinan asal usul Overpressure dan tekanan pori pori
Selain itu, penelitian ini juga membahas kemungkinan asal mula overpressures di wilayah.
Dan  melakukan  prediksi  terhadap  tekanan  pori,  pasca-bor  dari  proses  yang  hati-hati  dan disusunlah suatu petrofisika dataset log.
Data  petrofisika  dan  tekanan  pori  model  menunjukkan  bahwa  overpressures  disequilibrium pemadatan terjadi, dan dapat diandalkan diprediksi, pada urutan klastik Pleistosen.

Konstrain:  
penentuan asalmula overpressure dan prediksi tekanan pori pada baguan volkanik dan karbonat
Namun penentuan asal overpressure dan prediksi tekanan pori  lebih  bermasalah pada batuan vulkanik, gunung api dan formasi karbonat.
Proses pembelajaran untuk kegiatan eksplorasi Migas di Jawa Timur: Kerusakan bersekala besar oleh gunung lumpur dan kemugkinan oleh ledakan bawah permukaan
Lusi unumnya tetap hanya dikenal dari kerusakan yang bersekala besar disebabkan oleh  suatu semburan gunung lumpur.
Selain itu, juga merupakan contoh yang ekstrim kemungkinan kehancuran yang dapat disebabkan oleh ledakan sumur bawah tanah.
Oleh  karena  itu,  analisis  ini  bertujuan  untuk  menjadi  suatu  alat  bantu   pada kegiatan pemboran yang lakukan di Cekungan Jawa Timur.
Merupakan studi kasus yang menarik dari kesulitan dalam prediksi pra-pemboran.

Baik  pada  daerah  dengan  besarnya  overpressure  tinggi, terutama overpressured yang berkembang pada batuan non-klastik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar