Kamis, 05 Mei 2016

Peta 3d lusi Gis 3d

From Russian With Lusi
Prasetyo 2010

LUSI 10 TAHUN

PELAJARAN BERHARGA (LESSONS LEARNED) PEMETAAN BAWAH PERMUKAAN LUSI MUD VOLCANO MENERAPKAN GIS 3-D DARI PENAMPANG SEIMIK 2-D, OLEH TIM RUSIA 2009

Langkah Upaya Pengulangan Bencana Lusi, Rencana 2017
Memetakan Postur dan Perilaku Semburan di bawah Permukaan Lusi 3-d dengan pengambilan data baru penampang seismik refleksi 3-D.

Testimoni:

Pemetaan Bawah Permukaan Lusi mud volcano dengan teknologi GIS 3-d berdasarkan seismik releksi 2-d sebelum semburan Lusi (lebih tua 2006).

Tahun 2010 saya beruntung karena dapat menggulirkan even "From Russian with Lusi'.
Kunjungan untuk fact finding "Penanganan mud volcano di Rusia" dan Road Show diskusi di Moscow, Saint Petersburg, Singapura dan Jakarta.

Hasil Penting

Dari Pemetaan 3-d di bawah Lusi, Tim Rusia Temukan Tubuh 2 mud diapir di dekat Lusi, selain Lusi sendiri.

Disertai peringatan dini bahwa dua struktur diapir tersebut, bila dipicu oleh gempabumi bisa menjadi mud volcano seperti haknya Lusi.

Tim Rusia berpendapat bahwa kejadian Lusi diawali dengan dipicu gempabumi November 2005 di dekat Sidoarjo.
Baru gempabumi Yogyakarta 27 Mei 2006 sebagai "Kick Off", memicu fluidasasi lumpur overpressure.

Rusia termasuk Azerbaijan  disepakati sebagai lokasi 40% terjadinya mud volcano di dunia, sehingga dinilai mempunyai pengalaman dalan menangani mud volcano.

Di Rusia fenomena struktur pembubungan lumpur overpressure (piecerment overpressure mud structure) sering kali sebagai alat bantu untuj mendukung kegiatan eksplorasi Migas.

Tidak heran banyak lapangan produksi migas terdapat di sayap antiklin dekat mud volcano.

Para ahli kebumian Rusia tidak pernah memikirkan, bahwa suatu mud volcano sebagai fenomena Geologi dan mesin bumi kita yang dahsyat, akan dimatikan atau kill eruption?

Kelebihan dari Pandangan Tim Rusia yang berpengalaman dengan Mud volcano, antara lain Mereka Mengusulkan untuk membangun SISTEM PEMANTUAN LUSI DENGAN SISTEM POLIGON (Memasang stasiun kegempaan, Magnetik, bayaberat).

Intinya memantau  kondisi Tekanan di bawah Lusi, untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya perulangan Semburan Dahsyat yang merusak (violence and destructive eruption), seperti  ketika tahun-tahun 2006-2009.

Salah satu prediksi yang tepat dari Tim Rusia, bahwa semburan dahsyat merusak yang pernah mencapai 180.000m3/hari (2006-2008), akan cepat menurun intensitasnya.

Namun masih mungkin terjadinya perulangan even  violence eruption, karena itu perlunya sistem pemantauan POLIGON.

Foto: Postur Lusi, Mei 2016 dari Zona Ilmiah Hawai.