Senin, 23 Februari 2015

8 TAHUN MENEMANI LUSI: EDISI KHUSUS 8 APRIL DAN 29 MEI 2015

ELECTRONIC BOOK LUSI MUD VOLCANO
Bagian dari Paradigma Baru Penanggulangan Bencana Kebumian Lusi dibarengi dengan Pemanfaatan dalam arti yang luas


8 TAHUN MENEMANI LUSI: 
EDISI KHUSUS 8 APRIL DAN 29 MEI 2015

Dikontribusikan Oleh:
Prof. Dr. Hardi Prasetyo
Waka BPLS
Pelaku Sejarah Antara Lain: Penyusunan Perpres 14/2007, Mewakili BPLS/Pemerintah pada 2 Kali Uji Materi UU APBN 2012 dan 2013 di Mahkamah Konstitusi. Inisiator Simposium Internasional Lusi untuk merubah Paradigma dari Kontroversi menjadi Kebersamaan Mencari Solusi yang Holistik. Dll.

Pola Pikir "Peningkatan Penyelamatan Penduduk, Penanganan masalah sosial kemasyarakatan dan Infrastruktur di daerah BENCANA Kebumian Lumpur Sidoarjo"



Pola Pikir Penanggulangan Lusi (2007) dengan  pendekatan Komprehensif, Intergral dan Holistik: 
Terdiri dari: Kondisi Umum, Isu Aktual/Kritis, Paradigma Kebijakan (Payung Hukum), Kondisi yang diharapkan, Lingkungan Strategis serta Peluang dan Kendala, Keluaran dan Outcome.

Peningkatan Penyelamatan Penduduk, Penanganan masalah sosial kemasyarakatan, di daerah Bencana Lumpur Sidoarjo.

Pengendali mekanisme Bencana Lumpur Sidoarjo:

  1. Semburan, dan Luapan Lumpur yang luar biasa mejadikan Lusi sebagai suatu mud volcano terbesar di dunia.
  1. Dalam waktu singkat wilayah disekitar semburan Lusi tergenang, dikelompokkan menjadi Wilayah Terdampak Desember 2006 dan PAT 22 Maret 2007.
  1. Memberikan dampak Langsung: 
  1. Sosial–ekonomi:
  1. Infrastruktur:
  1. Penanggulangan Lusi saat itu:
  1. Paradigma Kebijakan:
  1. Kondisi yang diharapkan saat itu: 
  1. Keluaran:
  1. Outcome: Sendi-sendi kehidupan warga dapat dipulihkan dari dampak Bencana Lusi. Bencana Lusi dipicu semburan-luapan-geohazard-lingkungan yang dapat berlangsung lama dapat dikelola dan diantisipasi secara optimal.

Serta pengendali Deformasi dan Geohazard sebagai dampak berganda yang ditimbulkanNya;
Sehingga terjadi pengungsian besar-besaran, yang  salah satunya di Pasar Porong Baru (PPB);
Kerugian harta benda,  Hilang rumah tinggal, Terjadi Pengungsian, Hilangnya masa depan, Pengangguran meningkat, Roda Perekonomian;
Jalan tol, Jaringan gas alam, Jaringan SUTET lumpuh total.
Semburan lumpur masih berlangsung dengan dahsyat, upaya penanggulangan langsung semburan telah dilakukan antara lain melalui metoda 2 Relief Well untuk menghentikan semburan (mematikan), dilanjutkan dengan Insersi bola-bola beton, untuk memperkecil intensitas semburan Lusi.
Deformasi amblesan berlangsung spektakuler dengan intensitas 4cm/hari di sekitar Pusat Semburan.
Patahan, retakan, dan bervariasi bubble dengan paparan gas metan, memberikan dampak pada lingkungan fisik dan hayati
Terutama Perpres 14/2007 tentang BPLS, suatu Institusi pada domain “Penanggulangan Bencana” ditimbulkan oleh semburan lumpur panas di Sidoarjo, dimana masa bakti pada misi penanggulangan Lusi tidak ditentukan batas waktunya.
Demikian pula bersamaan dengan Perpres 14/2007 dikeluarkan Keputusan Presiden tentang pengangkatan Pimpinan Bapel BPLS (Ketua, Wakil, Sesba dan 3 Deputi) yang tidak ditentukan batas waktu akhir eksistensinya.
BPLS merupakan kelanjutan dari Timnas PSLS, sebagai institusi pertama ditingkat Nasional yang diberi mandat penugasan selama 6 bulan di tambah 1 bulan.
Timnas PSLS diberi batas waktu 6 bulan, dan Wakil Ketua diisi Dirjen Migas KESDM dan Kepala BP Migas  (Sektor Migas ESDM) mengindikasikan persepsi atau wacana yang berkembang saat itu, bahwa semburan Lusi mud volcano sebagai pengendali Bencana Lusi ada kaitan dengan kegiatan Eksplorasi gas alam melalui Prospek Sumur Banjar-Panji-1.

Sesuai dengan tujuan dari misi nasional penanggulangan Lusi adalah:
1) Warga terdampak dapat diselamatkan dari dampak langsung semburan, luapan dan dampak bergenda deformasi/geohazard;
2) Kondisi sendi-sendi kehidupan warga dapat dinormalisasikan dan dipulihkan, menuju pada kehidupan baru; dan
3) Infrastruktur yang mengalami kerusakan akibat semburan dan luapan lumpur serta geohazard/deformasi dapat dipulihkan melalui digulirkannya relokasi infrastruktur pada trase yang telah dipsersiapkan di sisi barat dari Lusi;
1) Semburan Lusi sebagai suatu mud volcano dapat dikelola dan diikuti perilakunya sesuai kaidah umum, semburan Lusi yang luar biasa dahsyatnya pada tahun-tahun pertama, akan berada pada peta perjalanan semburan mengalami perubahan mendasar menuju tahap menuju tahap “dormant”;
2) Luapan lumpur dapat diharmonisasikan dengan daya tampung dan daya dukungnya, sehingga berada pada kondisi aman;
3) Geohazard dan Deformasi amblesan dapat ditangani, dan dipantau dinamikanya, sejalan dengan adanya penurunan intensitas dari semburan dan luapan lumpur;
4) Dampak sosial kemasyarakatan dapat dituntaskan sesuai dengan mekanisme Jual – Beli tanah dan bangunan warga sebagaimana Pasal 15, Perpres14/2007;
5) Relokasi infrastruktur dapat direalisikan, pada trase Infrastruktur di sisi barat Lusi.


TITIK BALIK PERUBAHAN MENDASAR DAN THE GOLDEN TIME 2015: MEKANISME DANA ANTISIPASI
Isu Aktual Awal 2015, terutama Penanganan Masalah Sosial di dalam PAT, pasca Uji Materi UU APBN 2013 di MK dan Terbentuknya Pemerintahan Baru "Kabinet Kerja". 
Pada 28 Desember 2014 Menteri PUPR selaku Ketua Dewan Pengarah BPLS telah mengumumkan ke Publik digulirkannya "DANA ANTISIPASI" melalui mekanisme APBNP 2015. Sebagai salah satu Kebijakan Pemerintah untuk menuntaskan Masalah Mendasar Sosial Kemasyarakatan di dalam PAT 22 Maret 2007. Sekaligus sebagai Komitmen Pemerintah MEMAKNAI Amar Keputusan Uji Materi UU APBN 2013. Disamping itu Menteri Ketua Dewan Pengarah BPLS menyampaikan arahan ke depan Lusi menjadi GeoPark dengan Situs Unggulan SEMBURAN BERSIKLUS GEYSER LUSI, yang disebutnya mempunyai analogi dengan Semburan Geyser di Yellow Stone National Park, USA.

Isu Aktual Awal 2015, terutama Penanganan Masalah Sosial di dalam PAT, pasca Uji Materi UU APBN 2013 di MK dan Terbentuknya Pemerintahan Baru "Kabinet Kerja"

Resume Isu Aktual 2015:
  • Sejak terjadinya Bencana Kebumian Lusi tahun 2006, telah berkembang Gejolak Sosial Kemasyarakatan (GSK)  yang bergerak secara perlahan, merayap, baik di dalam PAT, di luar PAT, dan di luar PAT Lainnya.
  • Timnas pada 5 Desember 2006 telah menentukan Peta Area Terdampak (PAT) diberi  kode PAT-1 dimana telah terjadi kesepakatan (Timnas PSLS, Pemda Sidoarjo dan Warga terdampak) terhadap pola penanganan masalah sosial kemasyarakatan melalui skema jual-beli tanah dan bangunan warga dengan skema uang muka 20% dan tahap pelunasan 80%, dengan menetapkan harga khusus (sawah = Rp. 120.000/m3, tanah kering = Rp 1 juta per m2, dan bangunan = Rp 1,5 juta/m2). 
  • Skema “Cash and Carry” tersebut juga diawali dengan pemberian bantuan sosial kemasyarakatan (Bansos) terdiri dari : 1) Uang Evakuasi, menuju ke pengungsian sementara, 2) Jaminan hidup selama 6 bulan di pengungsian, dan 3) Uang kontrak selama 2 tahun.
  • Pasca terjadi ledakan pipa gas diawali dengan amblesan yang menyebabkan tanggul jebol, sehingga PAT-1 telah meluas ke utara, ke kawasan PerumTAS (selanjutnya PAT-2).
Sehingga menimbulkan implikasi yang luas yaitu Gejolak Sosial Kemasyarakatan, dimana warga PerumTAS menuntut untuk diperlakukan sama dengan warga PAT-1 dikenal dengan Wilayah Siring dan Renokenongo.
  • 22 Maret 2007, Timnas PSLS bersama jajaran Pemda Sidoarjo (Desa-Kelurahan-Kecamatan) telah menuntaskan untuk menyatukan wilayah PAT-1 (Selatan) dan PAT-2 (Utara) menjadi suatu kesatuan PAT-3 yang selanjutnya ditetapkan sebagai PAT 22 Maret 2007.
Pada hakekatnya PAT mengandung makna sebagai batas-batas terluar dari suatu poligon tertutup, dimana Lapindo bertanggung jawab menangani dampak sosial kemasyarakatan melalui skema “Cash and Carry” sebagaimana yang telah disepakati diberlakukan pada PAT-1 (Desember 2006);
  • 8 April 2007,  Tugas Timnas PSLS berakhir, selanjutnya dilanjutan oleh Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) melalui Perpres 14/2007 tentang BPLS.
Peta Area Terdampak 22 Maret 2007 (PAT) ditempatkan sebagai lampiran sesuai dengan Pasal 15 d, Perpres 14/2007. Pada Pasal 15 Perpres 14/2007 juga ditetapkan bahwa PT Lapindo menangani masalah sosial kemasyarakatan melalui Jual Beli Tanah dan Bangunan milik warga terdampak di dalam PAT skema uang muka 20% dan tahap akhir 80%, sebagaimana yang diberlakukan pada PAT-1.
  • Percepatan Tahap 20%: Presiden RI tahun 2007, telah memberikan arah kebijakan agar dapat dilakukan Percepatan Pembayaratan tahap 20%, menjelang Lebaran 2007 dengan target sejumlah 10.000 berkas warga dapat dituntaskan. Untuk itu BPLS telah membentuk Tim Verifikasi terhadap berkas warga  yang terdiri dari beberapa instansi terkait antara lain: BPN, Kepolisian, Kejaksaan, Pemda Sidoarjo. Pada tahap Percepatan Penyelesaian Pembayaran 20%, berkembang penentuan aset warga (luas, aspek legal, sebelumnya Pethok C dan Letter D) dengan mekanisme “Sumpah Pocong” yang difasilitasikan oleh Tokoh Agama “Cak Nun”.
  • Dalam perjalanan waktu sejak tahun 2008 terindikasikan PT Lapindo mengalami kesusilan finansial: Dalam menuntaskan penangan Sosmas di dalam PAT telah terjadi modifikasi skema jual beli tanah dan bangunan, yaitu : 1) Cash and Resettlement (CR), dimana prinsipnya setelah uang muka 20% dibayarkan, maka sisanya 80% diganti dengan aset rumah jadi yang berada di Komplek Perumahan KNV (Komplek Nirwana   Kahuripan); 2) “Cash and Carry-Cicilan”, yaitu peserta Cash and Carry yang telah menerima tahap 20%, sisa pembayaran tahap 80% dilakukan pencicilan dengan besaran yang umumnya sesuai kesepakatan (misalnya Rp 15 juta per berkas/bulan).
  • Tahun 2009, mendapatkan suntikan pijaman dana  dari BRI: Atas kesulitan keuangan yang dialami PT Lapindo, BPLS dan instansi terkait mendukung PT Lapindo dalam mendapatkan suntikan pinjaman keuangan secara komersiil dari BRI sebesar Rp 1,3 T, untuk melanjutkan pelaksanaan pembayaran jual beli tanah dan bangunan di dalam PAT. Dilaporkan dari masa tenggang waktu pinjaman 2 tahun, dalam 1 tahun sudah dapat dilunasi.
  • 2012 Uji Materi UU APBN 2012: Atas tersendatnya penuntasan pembayaran jual beli tanah warga di PAT tersebut, warga PAT zona Barat (Siring)  melakukan permohonan uji materi UU APBN 2012, Pasal 9 Ayat 1a dan b, pada petitum bahwa pembayaran masalah sosial kemasyaraktatan pada warga 65 RT di luar PAT oleh Pemerintah dimohonkan menjadi tanggung jawab PT Lapindo sebagaimana di dalam PAT. Amar Putusan Permohonan sepenuhnya ditolak. Sehingga berlanjut pembagian tugas dan tanggung jawab finansial antara PT Lapindo di dalam PAT, dan Pemerintah melalui  APBN tahun terkait di luar PAT;
  • 2013 Terjadi peningkatan Gejolak Sosial Kemasyarakatan: Pasca Uji Materi UU APBN 2012 di MK dengan amar putusan permohonan ditolak, dan PT Lapindo masih berlanjut mengalami kesulitan finansial, sehingga tidak terjadi kelanjutan pelunasan pembaran jual beli warga PAT, dengan status akhir yang dipantau BPLS berjumlah Rp. 781 milyar. Berbagai upaya DP dan Pemda dan Pemprov agar “Pembayaran warga PAT” dapat dituntaskan juga tidak terwujud. Warga melanjutkan melakukan blokade terhadap wilayah kerja BPLS di dalam PAT termasuk melakukan kegiatan anarkis (perusakan aset BMN);
  • Uji Materi UU APBN 2013: Warga PAT (kelompok timur)  dan unsur Pengusaha melakukan Uji Materi khususnya pada Dana APBN 2013 bagi alokasi BPLS untuk menuntaskan sisa pembayaran jual beli tanah dan bangunan warga di 3 Desa, 9 RT, termasuk untuk Fasum dan Fasos. Dimana pada prinsipnya Petitum Pemohon adalah bahwa pembayaran pelusanan jual beli tanah dan bangunan tersebut, apabila tidak mengikutkan warga PAT akan melanggar UUD 1945. Adapun amar putusan MK, Permohonan sepenuhnya dikabulkan sepanjang Tidak Dimaknai Pemerintah dengan kekuasaan yang ada padanya dapat menjamin pelunasan pembayaran sisa jual beli tanah dan bangunan warga oleh Perusaan terkait;
  • 2014 DP BPLS telah memaknai Amar Putusan MK: dengan langkah nyata: 1) Menunda pelaksanaan pelunasan pembayaran  tanah dan bangunan di Luar PAT 3 Desa dan 9 RT, serta untuk pembayaran Fasum dan Fasos; 2) Memutuskan untuk melakukan opsi menalangi sisa pembayaran sebesar Rp 781 milyar dengan kompensasi pembelian Aset terutama di PerumTAS; 3) Menyampaikan permohonan kepada Presiden RI untuk tindak lanjut saran DP BPLS dan dilanjutkan dengan Perpres terkait. Pemerintahan lama berakhir, sehingga belum dapat diimplementasikan, selanjutnya menjadi bagian dari Pemerintahan Baru;
  • 2014 Kandidat Presiden RI:      Secara informal saat kegiatan menjelang Pemilihan Presiden, di lokasi Patung Lumpur, Zona Jatirejo PAT Lusi, menyatakan komitmennya bahwa Pemerintah akan menuntaskan sisa pembayaran pelunasan pembelian tanah dan bangunan warga yang menjadi tanggung jawab PT Lapindo.
  • 2014 28 Desember: Menteri Keuangan didampingi Menteri PUPR selaku Ketua DP BPLS pada rapat koordinasi telah memutuskan: 1) Pemerintah berkomitmen untuk mengambil alih dana RP 781 milyar yang menjadi kewajiban Lapindo, untuk menuntaskan pelunasan pembayaran jual beli tanah bagi warga PAT yang diharapkan dapat dimulai pada Maret 2015; 2) Arah kebijakan tersebut akan diikuti beberapa langkah kebijakan, antara lain: a) Mengklarifikasi dana sisa pembayaran (20%) sebesar Rp. 781 milyar dan Dana yang telah dibayarkan oleh PT Lapindo (80%) sebesar Rp. 3,1 T; b) Mengklarifikasi PT Lapindo dalam posisi yang tidak mampu secara finansial untuk melaksanakan kewajiban; c) Menetapkan Dana Antisipasi pada APBN 2015; d) Membuat kesepakatan dana Antisipasi antara Pemerintah dan Lapindo; e) Membentuk Tim Percepatan dengan Keputusan Presiden;
  • 2015: APBNP 2015 pasal 23 B Ayat (1), (2) dan (3) mengatur digulirkannya Dana Antisipasi sebesar Rp 781 untuk pelunasan pembayaran jual beli tanah dan bangunan warga di dalam PAT. Aktualisasi Pemerintah melalui menteri PUPR menyatakan realiasi Dana Antisipasi diharpkan sebelum tanggal 26 Juni 2015. Diikuti dengan langkah-langkah sesuai dengan hasil rapat 28 Desember 2014. Diantaranya BPKP telah melakukan klarifikasi terhadap dana Rp 781 milyar dan jumlah yang telah dibayarkan PT Lapindo, yang akan menjadi dana Jaminan.
  • Juni 2015 Uji Materi UU APBN 2015: Kelompok unsur Usaha telah mengajukan Permohonan Uji Materi UU APBN 2015, khususnya Pasal 23 B Ayat 1, Ayat 2, dan Ayat 3, yang juga merupakan Kebijakan Nasional yang melandasi rencana implementasi Dana Antisipasi sebesar Rp 781 milyar. Alasan utama dari permohonan Uji Materi: 1) Pengusaha merasakan dikecilkan; 2) Pengusaha merasa dieliminasikan kepentingannya karena Pemerintah menetapkan Dana Antisipasi Rp 781, yang sejak lama diketahui sebagai jumlah untuk sejumlah berkas warga PAT; 3) Pengusaha merasa adanya dikotomi perlakuan di PAT, padahal pada Uji Materi UU APBN 2013 MK telah mengeliminir adanya dikotormi antara PAT dan di luar PAT; Adapun 8 Butir Petitum pada hakekatnya nafasnya hampir sama dengan Uji Materi UU APBN 2012 lalu, bahwa Pasal 23 B Ayat 1, 2 dan 3 UU APBN 2015 dinyatakan Melanggar UU 1945 dan Dinyatakan Tidak Mempunyai Kekuatan Hukum  Mengikat “Sepanjang Tidak Dimaknai, bahwa Pemerintah dalam menggulirkan Dana Antisipasi berlaku baik untuk unsur rumah tangga dan unsur usaha.

HUT LUSI 2014, KOMITMEN PRESIDEN RI JOKO WIDODO UNTUK MENUNTASKAN MASALAH MENDASAR SOSIAL KEMASYARAKATAN DI PAT:
Bapak Presiden RI Joko Widodo Mei 2014, berada di Patung Lumpur, Barat Lusi. Bertemu dengan Warga PAT. Telah menyampaikan komitmenNYA untuk mendukung Penuntasan Masalah Sosial Kemasyarakatan di PAT. Yaitu pelunasan sisa pembayaran Pembelian Tanah dan Bangunan Warga PAT dengan mekanisme  Uang Muka 20% dan tahap Pelunasan 80% diawali dengan Bantuan Sosial Kemasyarakatan (Uang evakuasi, Jaminan Hidup dan Kontrak Rumah 80%).


TITIK NOL MISI NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA KEBUMIAN SEMBURAN LUSI DENGAN LAHIRNYA BPLS PASCA TIMNAS PSLS
Sampul depan Buku Elektronik: LUPSI LAHIRNYA BPLS (Prasetyo, Edisi 2009), suatu Rekaman Sejarah saat sebelum, Saat Lahirnya (8 April 2007), Upacara serah terima dari Menteri ESDM selaku ketua DP Timnas PSLS ke Menteri PU selaku Ketua DP BPLS, Dari Dr. Basuki selaku Ka Pelaksana Timnas PSLS ke Mayjen TNI Sunarso selaku Ka Bapel BPLS; Kiprah Pertama Bapel BPLS sebagai Masa Transisi dengan Timnas PSLS dipimpin Dr. Basuki Hadimuljono di Lapangan LUSI.


Kontribusi dan Peranserta pada Misi Nasional Penanggulangan Bencana Kebumian Lusi (Prasetyo 2007-20160 dengan Ikon "Dari Gunung Lusi sampai ke Mahkamah Konstitusi", telah digelorakan sebagai The Golden Time 2015.
Telah terlibat pada saat Penyusunan Perpres 14/2007, Memantau Postur dan Perilaku Lusi dengan merintis Penjelajahan Lusi, sampai Menjadi Wakil BPLS pada 2X Uji Materi UU APBN terkait BPLS di Mahkamah Konstitusi (2013 dan 2014).
Kiri Atas: Geyser Lusi Desember 2014 bersamaan dengan deklarasi Ketua DP BPLS Lusi menuju peta perjalanan sebgai GeoPark. Helikopter terbang diatas Lusi, merekam even Banjir Bandang lumpur pekat tipe Hawai, sebagai Testimoni telah terjadi perulangan Semburan Lusi dengan Intensitas besar (violence and destructive eruption).
Kanan Atas: Panorama yang luar biasa indah semburan Geyser Lusi dari utara yang tumpang susun dengan gunung magmatik Penanggungan-Welirang. Pada perkembangannya terakhir telah diindikasikan adanya hubungan sistem hidrotermal dalam dengan Gunung Lumpur Lusi.
Kanan Bawah: Sejak Agustus 2010 mengembangkan Tradisi Baru "MENJELAJAH GUNUNG LUSI UNTUK LEBIH MEMAHAMI POSTUR DAN PERILAKU SEMBURAN DENGAN SELANG WAKTU YANG SINGKAT" Bila bukan Kita Siapa Lagi?


Sinopsis Postur Lusi saat ini 2015
Kanan Atas: Pola dan intensitas Deformasi Amblesan, ditumpang susun citra InSAR, Rudolph (2013) merupakan suatu Revolusi penerapan IpTek GPS yang ditandemkan dengan Citra InSAR sebagai suatu Perubahan Mendasar intensitas Deformasi  sebagai hasil semburan Lusi (2006-2009) dari semburan dahsyat merusak menjadi semburan lebih terkendali dengan selingan interval besar. Selanjutnya juga telah digunakan untuk memodel Panjang umur Semburan Lusi (longevity Lusi eruption) ;
Kanan Atas:   Fakta terbaru Lusi mud volcano mempunyai hubungan dengan sistem Hidrotermal dalam Gunung Penanggungan-Welirang-Arjuno. Gambar kunci memperlihatkan kedudukan Lusi mud volcano di utara dengan gugusan gunung magamatik Welirang-Penanggungan yang dihubungkan dengan Patahan Watukosek. Lusi ditentukan bukan sebagai suatu mud volcano yang lumrah (Type mud volcano) tapi mud volcano yang khusus (Atype mud volcano) merupakan sedimentasi tuan rumah dari sistem hidrotermal dalam gunung magmatik di selatannya.
Kanan Bawah: Citra helikopter merekam terjadinya perulangan interval semburan dahsyat merusak (violence and destructive eruption) dengan memuntahkan lumpur pekat yang menutupi seluruh Kawah Lusi, Even 5 Oktober 2014. Telah dinayatakan sebagai suatu TESTIMONI (Prasetyo, 2014);
Kiri Bawah: Penafsiran struktur dan stratigrasi Penampang Refleksi di bawah Lusi, bersumber penampang diambil sebelum semburan dan diproses ulang  Tingay 2015.


MEMAKNAI SISTEM LUSI MUD VOLCANO, DARI PERILAKU SEMBURAN DI BAWAH PERMUKAAN, LUAPAN DI KAWAH DAN LIMPASANNYA DAN UAPAYA PENANGGULANGANNYA
Kiri Atas: Kartun memperlihatkan Penyederhanaan Sistem Pengaliran Lusi, dari muntahan di Kawah sampai pengaliran ke Kali Porong. Sumber panas dan tekanan overpressure, Sumber air-lumpur-gas, saluran yang menghubungkan sumber dan kawah; Pusat Semburan mengeluarakan Geyser Uap air-CO2-CH4 dan lumpur di Kawah, sebelumnya lumpur panas dikelola di Pond Utama (selatan) dan kondisi darurat di Pond TAS (utara), dialirkan keselatan melalui Kanal Utama ke Intake, saat ini dari Kapal Keruk ke outlet di Kali Porong; 
Kanan Atas:  1) Semburan Geyser Lusi berlokasi dekat Gunung makmatik Penanggungan 2) Lokasi kapal keruk di barat Lusi dan di selatan Geyser Lusi, dan 3) Outlet pipa di Kali Porong; 
Kiri Bawah: Penampang bawah permukaan berdasarkan seismik refleksi dikorelasi sumur BJP-1 yang terbaru dari Tingay 2015; 
Kanan Bawah: Simulasi Citra Google Earth 3-d lokasi Lusi dan daerah gunung magmatik Penanggungan-Welirang ditumpan susunkan dengan penafsiran sistem Lusi mud volcano berdasarkan Citra CRISP diproses dengan GIS 3-d.

MENGGELORAKAN ARAH KEBIJAKAN DEWAN PENGARAH BPLS 2014 BAHWA "Ke depan Lusi diarahkan menjadi suatu GeoPark".
Penekanan Semburan Geyser Lusi mud volcano satu-satunya di Indonesia dan dunia, dimana semburan bersiklus dengan temperatur tinggi berlanjut dengan intensitas tinggi dan saat ini menengah-rendah diselingin interval muntahan lumpur pekat intensitas tinggi di sekitar Kawah. Semburan Lusi dengan Pola Geyser menjadi dayatarik utama bagi Pengunjung.  
Kanan Bawah: Peta Geologi ditumpang susun keberadaan Lusi mud volcano dan 14 mud volcano-diapir atau dikenal dengan struktur pembubungan (piercement structure) lainnya yang berkembang pada Zona Regional Depresi Kendeng, di Jawa Timur dan Jawa Tengah (Bleduk Kuwu).

MEMPOPULERKAN PEMAKNAAN GEYSER LUSI MUD VOLCANO SEBAGAI SITUS UNGGULAN GEOPARK, DESEMBER 2014.
 Pasca Menteri PUPR selaku Ketua Dewan Pengarah BPLS telah menyampaikan ke Publik bersamaan dengan digulirkannya "Dana Antisipasi 2015" ke depan Lusi akan diarahkan menjadi GeoPark dengan situs unggulan Geyser Lusi yang analogi dengan Geyser di Yellow Stone National Park (termasuk paling sohor di dunia).
Kiri Bawah: Penyederhanaan Postur Lusi mud volcano yang telah diarahkan oleh DP BPLS ke depan menuju peta perjalanan sebagai suatu GeoPark Lusi.


Menggelorakan Arah Kebijakan DP BPLS bahwa ke depan Lusi diarahkan menjadi GeoPark:
Citra Helikopter Desember 2014, merekam even banjir bandang lumpur pekat 5 Oktober 2015, dimana dengan intensitasnya  luar biasa dan dengan sekala regional, menutupi seluruh bagian Kaldera Luar. Sehingga bagian hulu dari kali-kali utama tertutup. Pada perkembangan waktu telah terjadi perulangan pembentukan kali, mengerosi lapisan lumpur lunak dan tebal.


IKON GEYSER LUSI MUD VOLCANO: 
28 DESEMBER 2014 Oleh Dr. Ir. Basuki Hadimuljono, selaku Ketua DP BPLS telah disebutkan sebagai situs unggulan dari GEOPARK LUSI. Mengapa berkembang Geyser Lusi yang dahsyat dan Indah? Karena Lusi telah diindikasikan mempunyai hubungan dengan sistem hidrotermal dalam (a deep hydrothermal system) dari Gunung magmatik Penanggungan-Welirang-Arjuna di selatannya.

IKON: GEYSER LUSI DAN MUNTAHAN LUMPUR PEKAT OKTOBER 2014
Mengindikasikan LUSI MUD VOLCANO MASIH BERTENAGA NAMUN SEMAKIN CANTIK (POWER AND BEAUTY), Sebagai salah satu Mesin dari Planet Bumi kita yang luar biasa.

TESTIMONI INTERVAL PERULANGAN SEMBURAN BESAR MERUSAK (OKTOBER 2014):
Citra Helikopter Desember 2014, fokus memperlihatkan Luapan Lumpur Pekat tipe Hawai (Warna Hitam) yang telah menutupi hulu kali di luar Kawah Lusi.

FAKTA LAPANGAN TERJADINYA  INTERVAL PERULANGAN SEMBURAN BESAR MERUSAK (OKTOBER 2014):
Karakteristik Postur Lusi, Desember 2014 berdasarkan Citra Helikopter dikombinasi hasil Jelajah Gunung Lusi secara berkala dari sumber Media Massa. Memperkokoh Lusi sebagai Unggulan Laboratorium Alami mempelajari Fenomena Mud Volcano di Dunia.

FAKTA LUSI PUSAT UNGGULAN LABORATORIUM ALAM BENCANA KEBUMIAN SEMBURAN LUSI DI DUNIA:
Pengembangan Penerapan Ilmu dan Teknologi Pengindeaan Jauh pada Penanggulangan Bencana Kebumian Lusi:
Evolusi Postur Lusi dari citra penginderaan jauh platform Helikopter: 1) Kanan Bawah: Maret 2014 tercatat aktifknya Kali Karka di Zona Kaldera Osaka, 2) Kiri Bawah: Desember 2014, testimoni Perulangan Interval semburan Besar merusak dengan muntahan lumpur pekat tipe Hawai; dan 3) Kiri dan Kanan Atas: Januari 2015 memperlihatkan Pola Kaldera Radial, catatan fenomena semburan ganda (Sulung dan Bungsu) tidak terlihat.

REVOLUSI PENERAPAN IPTEK GPS DAN INSAR PADA PENANGGULANGAN BENCANA LUSI: LUSI UNGGULAN LABORATORIUM ALAM DI DUNIA
Kiri: Fakta dari Penelitian Deformasi berdasarkan GPS dan Citra InSAR, memperlihatkan adanya 3 pola elip pelangi, 2 subsidence dan satu uplift (Abidin 2008 dan Fukhuhima 2009). 
Kanan Atas: Analisis rinci Pola Deformasi memperlihatkan alternatif pembentukan kaldera (Andreas 2012). 
Kanan Bawah: Hasil analisis Andreas (2011) dan Rudolph (2013) sama-sama menunjukkan adanya peluruhan eksponensial (exponential decay) dari intensitas amblesan yang korelatif dengan intensitas semburan dan tekanan overpressure di daerah sumber lumpur Lusi. Mengindikasikan Panjang Umur Semburan Lusi lebih pendek (~11-12 tahun - semburan 1000m3/hari), bila dibandingkan dengan dari Perkiraan dengan metoda konvensional (Volume lumpur dan air versus semburan sebelumnya (23-50 tahun)

Paradigma Kebijakan Penanggulangan Bencana Kebumian Lusi 2008: Satu-satunya Bencana Kebumian di Dunia Komplek dan Berdinamis.
Diagram alur: Peraturan Presiden No. 48/2008, sebagai perubahan Perpres 14/2007 tentang BPLS. 
Dimana pertama kalinya BPLS/Pemerintah melakukan penanganan masalah sosial kemasyarakatan akibat Jebolnya Tanggul P40 dan dampaknya di Luar PAT. Menggunakan skema Pembelian Tanah dan Bangungan Warga 3 Desa diluar PAT sebagaimana telah diterapkan di dalam PAT 22 Maret 2007. 
Kekecualian bahwa dana dan Biaya Bantuan Sosial Kemasyarakatan dan Pembelian Tanah dan Bangunan Warga, ditentukan dengan terlebih dahulu melalui mekanisme dimusyawaratan yang dilaksanakan oleh BPLS dengan Prinsip Keadilan. 
Terjadi pertama kalinya paralihan aset Warga 3 Desa di luar PAT menjadi aset BMN. 
Perpres 48/2008 dikeluarkan Pemerintah Pasca terjadinya fenomena Jebolnya Tanggul P40 diikuti dengan luapan lumpur yang tidak terkendali, sehingga telah menimbulkan Pengungsian cukup signifikan dalam waktu lama di sepanjang Jalan Tol Lama di Desa Besuki.

PARADIGMA KEBIJAKAN, TRANSISI TANGGUNGJAWAB OPERASIONAL DAN FINANSIAL UPAYA PENANGGULANGAN SEMBURAN DAN PENGALIRAN LUMPUR DARI TANGGUL UTAM KE KALI PORONG DARI LAPINDO KE BPLS:
Diagram alur: Perpres 40/2009, tentang Perubahan Kedua Perpres 14/2007. Hal penting terkait Kebijakan Pengendalian Penanggulangan Bencana Lusi adalah pada Pasal 15, dimana Upaya Penanggulangan Semburan dan Pengaliran Lusi dari Tanggul Utama ke Kali Porong sebelumnya menjadi Tanggungjawab Lapindo selanjutnya diserahkan ke BPLS. Disamping itu Pada Perpres 40/2009 juga menetapkan Wilayah 9 RT di luar PAT sebagai wilayah tidak layak huni, dengan pengendali mekanisme bencana yaitu Deformasi/GeoHazard dan Lingkungan.

TESTIMONI LUSI UNGGULAN LABORATORIUM ALAM SEMBURAN MUD VOLCANO DI DUNIA: DIPRESENTASIKAN PADA SIMPOSIUM KEBENCANAAN DI KAMPUS UGM 2010 
Diagram Evolusi Postur Lusi dan Pengenadali mekanisme Gerakan Lereng Bawah secara radial: Memberikan implikasi fenomena struktur tumbukan  (collision structure)  antara masa dari bagian lereng bawah bagian utara Lusi dengan Tanggul Penahan Lumpur di sektor barat (siring) barat laut (Osaka) dan secara frontal di TAS (Utara Lusi).
Sebagai dampak nyata dari mekanisme struktur tumbukan ini, akhirnya Tanggul P68 Jebol pada tahun 2011. Telah dipresentasikan pada Simposium Kebencaan Internasional di Teknik Sipil UGM




Minggu, 22 Februari 2015

Mazzini 2012, Reedit,Suatu skenario baru hidrotermal untuk semburan Lusi 2006, Indonesia. Dilihat dari geokimia gas


Mazzini 2012

Suatu skenario baru hidrotermal untuk semburan Lusi 2006, Indonesia. Dilihat dari geokimia gas

LINK FIGURE CAPTION IN PICASA WEB:
Mazzini > MAZZINI 2012 PREVIEWED SCIENTIFIC PAPER BY PRASETYO, FEBRUARY 2012
2012_Preview
Earth and Planetary Science Letters 317–318 (2012) 305–318
Earth  and  journal  homepage:www.elsevier. com/locate/epsl

A new hydrothermal scenario for the  2006  Lusi eruption, Indonesia. Insights from gas geochemistry

Adriano Mazzini a, Giuseppe Etiope  b, Henrik Svensen a

Kata Kunci:
  • Semburan Lusi (Lusi eruption), 
  • Tuanrumah-Sedimen sistem panas bumi (sediment-hosted hydrothermal system), 
  • Gunung lumpur (mud volcanoes), 
  • Sumber gas (gas  origin), 
  • CO2  and CH4, 
  • Selubung bumi  (The Earth mantle)

SARI MAKALAH

Semburan gas dan lumpur terjadi sepanjang Patahan Watukosek
Pada 29 Mei 2006 tiba-tiba muncul semburan gas dan lumpur sepanjang patahan Watukosek (Watukosek fault)  di timurlaut Jawa, Indonesia.
Dalam waktu beberapa minggu selanjutnya, banyak desa-desa yang  telah ditenggelamkan oleh lumpur mendidih (submerged by boiling mud). Selanjutnya lokasi semburan utama disebut sebagai Lusi.
Sampai November 2011 (saat makalah ditulis) Lusi masih tetap aktif dan suatu daerah seluas sekitar 7 km2 atau 7 hektar telah ditutupi oleh breksi lumpur (mud breccia).

Misteri Lusi mud volcano: mekanisme dan pemicu semburan, sumber air, asal usul gas

Mekanisme yang bertanggung jawab terhadap semburan yang merusak ini(devastating eruption) masih belum jelas. 
Sedangkan telah menjadi kesepakatan dikalangan ahli kebumian, adalah tentang asal usul dari lumpur yang disemburkan (origin of the  erupted mud)
Sementara itu sumber air tidak jelas, asal usul gas tidak diketahui, dan pemicu semburan tetap diperdebatkan.

Penyelidikan baru isotop molekul komposisi gas untuk mengungkap misteri Lusi

Untuk pencerahan terhadap konstrain tersebut, pada perioda tahun 2006-2011. Penulis (Mazzini dkk.) telah melaksanakan suatu penyelidikan baru.
Dengan melakukan analisis berbagai contoh, untuk mengetahui komposisi gas. 
Dengan metoda molekul dan isotop (molecular and isotopic composition of gas sampled).
Contoh diambil dari beberapa lokasi yaitu:
Kepundan Lusi (Lusi vents)
Di sekitar mud volcano, 
Dekat lapangan gas Wunut (natural gas field), dan 
Pada kawah hidrotermal (hydrothermal vents) di dekat komplek volkanik (volcanic complex).

Zona kawah didominasi gas CO2, dan lokasi semburan di sekitar zona kawah didominasi CH4 yang dingin

Fluida mendidih (boiling fluids) yang disemburkan (the boiling fluids erupted) pada zona kawah (crater zone), tampaknya di dominasi CO2.
Sedangkan dominasi CH4 yang  lebih dingin (colder CH4-dominated) dan C2-C3 yang dikandung fluida, telah diidentifikasikan terdapat pada beberapa lokasi semburan di sekitar zona kawah (crater zone).

Kandungan hidrokarbon adalah termogenik berasal dari batuan sumber dalam (> 4.400m) antara lain Formasi Ngimbang

Hasil analisis diagram genetik gas (Gas  genetic diagrams), plot kematangan (maturity plots) dan pemodelan pembentukan gas (gas  generation modelling) telah menunjukkan bahwa hidrokarbon adalah jenis termogegik (the  hydrocarbons are  thermogenic) (δ13C1 > − 35; δ13C2 > − 20).
Telah diuraikan dari kerogen marin, dengan nilai kematangan sekurang-kurangnya 1,5%Ro.
Selanjutnya ditafsirkan antara lain berasal dari batuan sumber dalam (> 4400m) Formasi Ngimbang (deep Ngimbang source  rocks).

Pada tiga lokasi diluar kawah utama diketemukan tanda-tanda sumber inorganik berasosiasi dengan selubung Helium
Gas CO2 yang dilepaskan dari kawah dan rembesan di sekitar Kawah Utama juga termasuk tipe termogenik  (δ13C  from  15 to   24). 
Dimana  terkait dengan kerogen dekarboksilasi (kerogen decarboxylation) atau oksidasi panas CH4 (thermal CH4 oxidation)Yang berlangsung pada batuan dalam (deep  rocks)
Sedangkan tiga kawah yang di luar kawah utama menunjukkan tanda-tanda sumber inorganik (inorganic signature  − 7.5‰ b δ13C=  0.5) berasosiasi dengan Helium selubung  dengan rasio R/Ra > 6,5 (to mantle helium R/Ra > 6.5).

Tingginya temperatur keseimbangan CO2-CO4  sebesar 200–400 °C bersumber lebih dalam dari lumpur Kalibeng

Tingginya temperatur keseimbangan (equilibrium temperatures) CO2-CO4 sebesar 200–400 °C, merupakan suatu ciri dari hidrokarbon yang terubah atau material organik (of thermally altered hydrocarbons or organic matter).
Evaluasi data menunjukkan bahwa sumber utama organik terubah (thermally altered organic sources) untuk gas yang disemburkan (erupted gases), bersumber lebih dalam (deeper sourced). 
Bila dibandingkan dengan  lumpur dan air yang berasal dari serpih Kalibeng Atas (Upper Kalibeng shales).

Skenario sistem berasal dari  intrusi magmatik dan aliran fluida panasbumi dari kedudukan dalam >400Om

Hasil tersebut konsisten dengan suatu skenario sumber dari kedudukan dalam (scenario of deep seated >4000m), terkait instrusi magmatik (magmatic intrusions).
Sedangkan fluida hidrotermal (hydrothermal fluids) yang bertanggungjawab untuk meningkatkan panas. 
Selanjutnya  merubah batuan sumber dan/atau reservoir gas (altered source rocks and/or gas  reservoirs).

Genesis dan evolusi dipengaruhi oleh komplek magmatik Arjuno dan tingginya aktivitas kegempaan

Komplek magmatik Arjuno (magmatic Arjuno complex) yang berlokasi dekat Lusi memberikan implikasi terhadap:
  • sistem tekanan-fluidanya (fluid–pressure system) 
  • dikombinasi dengan tingginya aktivitas kegempaan (high seismic activity) 
telah memainkan peran kunci terhadap genesis dan evolusi Lusi (Lusi genesis and evolution).

Paradigma baru Lusi sebagai sistem tempat sedimen panas bumi daripada sistem mud volcano yang konvensional

Dalam kerangka model yang baru ini, Lusi lebih baik dipahami sebagai suatu sedimen induk  dari sistem hidrotermal (sediment-hosted hydrothermal system), daripada wujud suatu mud volcano yang umum (type mud volcano).
KESIMPULAN

• Sistem Lusi lebih dalam dari asumsi sebelumnya dan fluida adalah termogenik dihasilkan dari batuan-batuan sumber dengan kedalaman lebih dari 4 km (antara  lain Formasi Ngimbang).

Komposisi molekul dan isotop (molecular and isotopic composition) dari:
  • alkali hidrokarbon (hydrocarbon alkanes), 
  • karbon dioksida dan helium, 
  • dikombinasikan dengan plot kematangan (maturity plot)  dan 
  • pemodelan pembentukan gas termogenik (thermogenic gas formation modelling), 
mengindikasikan bahwa  sistem Lusi (Lusi's system) lebih dalam daripada yang diasumsikan sebelumnya.
Sedangkan  fluida Lusi adalah jenis termogenik yang telah dihasilkan dari batuan-batuan sumber (fluids  are  thermogenically produced in source rocks), dengan kedalaman lebih dari 4 km yaitu Formasi Ngimbang. (e.g. Ngimbang Fm.).

• Terjadinya alterasi panas (thermal alteration) dari hidrokarbon atau material organik

Kondisi dari keseimbingan isotop CO2 (b−14‰) dan CH4-CO2 pada temparatur di atas 200oC, telah memberikan kepercayaan bahwa telah terjadi suatu alterasi panas berada diatas suhu 200oC.
Sehingga ditentukan bahwa terjadinya alterasi panas (thermal alteration) tersebutberasal dari hidrokarbon atau material organik (hydrocarbons  or   organic  matter).
Isotopik CO2 dan keseimbangan CH4-CO2 pada temperatur diatas 200oC, mendukung pendapat bahwa telah berlangsung suatu alterasi panas dari hidrokarbon atau material organik.

·       Tanda-tanda magmatik helium, mendukung intrusi berkedudukan dalam berasal dari komplek magmatik Arjuno-Welirang

Adanya tanda-tanda yang kuat dari magmatik helium (helium  magmatic signature R/Ra: 5.3), lebih jauh lagi mendukung hipotesa  bahwa intrusi  berkedudukan dalam  (a deeper sited  intrusions) yang paling mungkin
Berasal dari komplek magmatik Arjuno-Welirangyang lokasinya berdekatan dengan sistem Lusi mud volcano.
Selanjutnya telah mempengaruhi batuan-batuan sumber dan reservoir (source and  reservoir rocks).

• Gradien panasbumi yang tinggi mendukung pertumbuhan struktur pembubungan

Skenario ini bisa menjelaskan dengan adanya gradien panas bumi lokal yang tinggi (local high  geothermal gradient).
Sehingga hal tersebut akan berada pada kesepakatan dengan adanya pertumbuhan struktur pembubungan (growing piercement structure) sebagaimana yang dapat diamati pada penampang seismik dari tahun 80an (Mazzini et al., 2009).

• Sistem hidrotermal Lusi ditandai anomali panas dalam pengendali utama pembangkitan CO2 dari serpih marin

Pada sistem hidrotermal Lusi (Lusi hydrothermal system) suatu anomali panas dalam (a deep heat anomaly) tampaknya sebagai pengendali utama:
  • Pembangkitan CO2 dari material organik (serpih marin), 
  • membentuk tekanan berlebih dalam (deep overpressure), dan 
  • alterasi reservoir dalam (altering deep hydrocarbon reservoirs).

·       Pendapat terhadap kurang tepatnya Lusi sebagai mud volcano yang tradisional, daripada suatu sedimen-tempat sistem panas bumi yang besar

Pada aspek ini, penerapan istilah ‘mud volcano” untuk Lusi bisa menyesatkan (misleading).
Dalam kaitan ini Lusi tidak dapat merepresentasikan suatu contoh dari lahirnya mud volcano yang tradisional (Lusi cannot be a representative example of the  birth of a traditional mud volcano).
Namun lebih tepatnya Lusi merupakan bagian dari suatu sedimen-tempat sistem hidrotermal yang besar (a larger sediment-hosted hydrothermal system). Dimana berhubungan dengan komplek gunungapi  yang berada didekatnya, yaitu  pada bagian barat lautnya.

• Fluida dalam bermigrasi ke atas dan memobilisasi serpih dangkal yang telah berada pada kondisi overpressure

Fluida dalam (deep fluids) selanjutnya telah bermigrasi ke atas (migrated upward) dan dalam perjalanannya tersebut, telah memobilisasi serpih yang berada pada kedudukan yang lebih dangkal (mobilised the  shallower shales).
Serpih ini sudah berada pada titik kritis, dimana kondisi tekanan berlebih (overpressured conditions).
Kondisi ini merupakan sangat umum di daerah ini, sebagaimana diperlihatkan oleh banyaknya fenomena volkanisme lumpur (mud volcanism).

• Prediksi durasi kehidupan Lusi harus memperhatikan penumpukan tekanan fluida di komplek magmatik, aktivitas kegempaan, dan reaktivasi Patahan Watukosek

Durasi kehidupan Lusi (Lusi's longevity) mungkin juga berkaitan dengan evolusi dan penumpukan tekanan fluida (evolution and  fluid  pressure build-up) di komplek magmatik Arjuno-Welirang

KESIMPULAN (CONCLUSIONS)

• Sistem Lusi lebih dalam dari asumsi sebelumnya dan fluida adalah termogenik dihasilkan dari batuan-batuan sumberpada kedalaman lebih dari 4 km (antara  lain Formasi Ngimbang).

Hasil temuan terhadap:
  • komposisi molekul dan isotop (molecular and isotopic composition) dari alkali hidrokarbon (hydrocarbon alkanes), 
  • karbon dioksida dan helium, 
  • dikombinasikan dengan plot kematangan (maturity plot)  dan 
  • pemodelan pembentukan gas termogenik (thermogenic gas formation modelling),
telah mengindikasikan bahwa  sistem Lusi (Lusi's system) ternyata berada lebih dalam daripada yang diasumsikan sebelumnya.
Sedangkan fluida adalah termogenik dihasilkan dari batuan-batuan sumber (fluids  are  thermogenically produced in source rocks) dengan kedalaman lebih dari 4 km, yaitu Formasi Ngimbang. (e.g. Ngimbang Fm.).

• Terjadinya alterasi panas (thermal alteration) dari hidrokarbon atau material organik

Keseimbingan isotop CO2 (b−14‰) dan CH4-CO2 pada temparatur di atas 200oC memberikan kepercayaan bahwa alterasi panas diatas 200oC.
Sehingga ditentukan bahwa terjadinya alterasi panas (thermal alteration) berasal dari hidrokarbon atau material organik (hydrocarbons  or   organic  matter).
Isotopik CO2 dan keseimbangan CH4-CO2 pada temperatur diatas 200oC memberikan pendapat bahwa telah berlangsung alterasi panas dari hidrokarbon atau material organik.

·       Tanda-tanda magmatik helium, mendukung intrusi berkedudukan dalam berasal dari komplek magmatik Arjuno-Welirang

Adanya tanda-tanda yang kuat dari magmatik helium (helium  magmatic signature R/Ra: 5.3), sehingga lebih jauh lagi mendukung hipotesa  bahwa intrusi berkedudukan dalam  (a deeper sited  intrusions). Berasal dari komplek magmatik Arjuno-Welirang yang lokasinya berdekatan.
Selanjutnya telah mempengaruhi batuan-batuan sumber dan reservoir (source and  reservoir rocks).

• Gradien panasbumi yang tinggi mendukung pertumbuhan struktur pembubungan

Skenario ini bisa menjelaskan, bahwa terdapat gradien panas bumi lokal yang tinggi (local high  geothermal gradient) itu akan berada pada suatu kesepakatan umum. 
Dimana selanjutnya menentukan terbentuknya suatu pertumbuhan struktur pembubungan (growing piercement structure), sebagaimana yang dapat diamati pada penampang seismik dari 80an(Mazzini et al., 2009).

• Sistem panasbumi Lusi ditandai anomali panas dalam pengendali utama pembangkitan CO2 dari serpih marin

Pada sistem hidrotermal Lusi (Lusi hydrothermal system) suatu anomali panas dalam (a deep heat anomaly) tampaknya sebagai pengendali utama.
Pembangkitan CO2 dari material organik (serpih marin), membentuk:
  •  tekanan berlebih dalam (deep over-pressure), dan 
  • alterasi reservoir dalam (altering deep hydrocarbon reservoirs).

·       Pendapat terhadap kurang tepatnya Lusi sebagai mud volcano yang tradisional, daripada suatu sedimen-tempat sistem panas bumi yang besar

Pada aspek ini, istilah ‘mud volcano” yang dikenakan untuk Lusi dikhawatirkan bisa menjadi menyesatkan (misleading).
Dimana Lusi tidak dapat merepresentasikan  contoh dari lahirnya suatu mud volcano yang  tradisional (Lusi cannot be a representative example of the  birth of a traditional mud volcano).
Namun hakekatnya Lusi merupakan bagian dari suatu sedimen-induk  dari sistem hidrotermal yang besar (a larger sediment-hosted hydrothermal system). 
Berhubungan dengan komplek gunungapi yang berada di dekatnya, yaitu pada bagian barat lautnya.

• Fluida dalam bermigrasi ke atas dan memobilisasi serpih dangkal yang telah berada pada kondisi overpressure
Fluida dalam (deep fluids) selanjutnya bermigrasi ke atas (migrated upward), dan memobilisasi serpih yang berkedudukan lebih dangkal (mobilised the  shallower shales).
Lapisan serpih ini sudah berada pada kondisi titik kritis, yaitu dengan tekanan berlebih (overpressured conditions).
Hal ini sangat umum di daerah ini, sebagaimana diperlihatkan oleh berkembangnya volkanisme lumpur (mud volcanism).

• Prediksi durasi kehidupan Lusi harus memperhatikan penumpukan tekanan fluida di komplek magmatik, aktivitas kegempaan, dan reaktivasi Patahan Watukosek

Dalam melakukan perkiraan terhadap durasi lama  kehidupan 

Lusi (Lusi's longevity) mungkin ada kaitannya dengan parametar 

evolusi dan penumpukan tekanan fluida (evolution and  fluid  

pressure build-up) di komplek magmatik Arjuno-Welirang

SARI MAKALAH

Semburan gas dan lumpur terjadi sepanjang Patahan Watukosek
Pada 29 Mei 2006 tiba-tiba muncul semburan gas dan lumpur sepanjang patahan Watukosek (Watukosek fault)  di timurlaut Jawa, Indonesia.
Dalam waktu beberapa minggu selanjutnya, banyak desa-desa yang  telah ditenggelamkan oleh lumpur mendidih (submerged by boiling mud).Selanjutnya lokasi semburan utama disebut sebagai Lusi.
Sampai November 2011 (saat makalah ditulis) Lusi masih tetap aktif dan suatu daerah seluas sekitar 7 km2 atau 7 hektar telah ditutupi oleh breksi lumpur (mud breccia).

Misteri Lusi mud volcano: mekanisme dan pemicu semburan, sumber air, asal usul gas
mekanisme yang bertanggung jawab terhadap semburan yang merusak ini (devastating eruption) masih belum jelas. Sedangkan telah menjadi kesepakatan dikalangan ahli kebumian, adalah tentang asal usul dari lumpuryang disemburkan (origin of the  erupted mud). Sementara itu sumber air tidak jelas, asal usul gas tidak diketahui, dan pemicu semburan tetap diperdebatkan.

Penyelidikan baru isotop molekul komposisi gas untuk mengungkap misteri Lusi
Untuk pencerahan terhadap konstrain tersebut, pada perioda tahun 2006-2011. Penulis (Mazzini dkk.) telah melaksanakan suatu penyelidikan baru.
Dengan melakukan analisis contoh terhadap komposisi gas dengan metoda molekul dan isotop (molecular and isotopic composition of gas sampled).
Contoh diambil dari beberapa kepundan Lusi (Lusi vents), di sekitar mud volcano, dekat lapangan gas Wunut (natural gas field), dan pada kawahhidrotermal (hydrothermal vents) di dekat komplek volkanik (volcanic complex).

Zona kawah didominasi gas CO2, dan lokasi semburan di sekitar zona kawah didominasi CH4 yang dingin
Fluida mendidih (boiling fluids) yang disemburkan (the boiling fluids erupted)pada zona kawah (crater zone), tampaknya di dominasi CO2.
Sedangkan dominasi CH4 lebih dingin (colder CH4-dominated) dan C2-C3 yang dikandung fluida diidentifikasikan pada beberapa lokasi semburan di sekitar zona kawah (crater zone).

Kandungan hidrokarbon adalah termogenik berasal dari batuan sumber dalam (> 4.400m) antara lain Formasi Ngimbang
Hasil analisis diagram genetik gas (Gas  genetic diagrams), plot kematangan(maturity plots) dan pemodelan pembentukan gas (gas  generation modelling) telah menunjukkan bahwa hidrokarbon adalah jenis termogegik(the  hydrocarbons are  thermogenic) (δ13C1 > − 35; δ13C2 > − 20).
Telah diuraikan dari kerogen marin dengan nilai kematangan sekurang-kurangnya 1,5%Ro.
Selanjutnya ditafsirkan antara lain dari batuan sumber dalam (> 4400m) Formasi Ngimbang (deep Ngimbang source  rocks).

Pada tiga lokasi diluar kawah utama diketemukan tanda-tanda sumber inorganik berasosiasi dengan selubung Helium
CO2 yang dilepaskan dari kawah dan rembesan disekitar kawah utama juga termogenik  (δ13C  from  15  to   24)  terkait dengan kerogen dekarboksilasi (kerogen decarboxylation) atau oksidasi panas CH4 (thermal CH4 oxidation). Berlangsung pada batuan dalam (deep  rocks), sedangkan tiga kawah yang diluar kawah utama menunjukkan tanda-tanda sumber inorganik (inorganic signature  − 7.5‰ b δ13C= 0.5) berasosiasi dengan Helium selubung (to mantle helium R/Ra > 6.5).

Tingginya temperatur keseimbangan CO2-CO4  sebesar 200–400 °Cbersumber lebih dalam dari lumpur Kalibeng
Tingginya temperatur keseimbangan (equilibrium temperatures) CO2-CO4 sebesar 200–400 °C merupakan ciri hidrokarbon yang terubah atau material organik (of thermally altered hydrocarbons or organic matter).
Evaluasi data menunjukkan bahwa sumber utama organik terubah (thermally altered organic sources) untuk gas yang disemburkan (erupted gases),bersumber lebih dalam (deeper sourced) daripada lumpur dan air dari serpih Kalibeng Atas (Upper Kalibeng shales).
Skenario sistem berasal dari  intrusi magmatik dan aliran fluida panasbumi dari kedudukan dalam >400Om
Hasil tersebut konsisten dengan suatu skenario sumber dari kedudukan dalam (scenario of deep seated >4000m) terkait instrusi magmatik(magmatic intrusions) dan fluida hidrotermal (hydrothermal fluids) yang bertanggungjawab untuk meningkatkan panas. Selanjutnya  merubah batuan sumber dan/atau reservoir gas (altered source rocks and/or gas  reservoirs).

Genesis dan evulusi dipengaruhi oleh komplek magmatik Arjuno dan tingginya aktivitas kegempaan
Komplek magmatik Arjuno (magmatic Arjuno complex ) yang bertetanggadan sistem tekanan-fluidanya (fluid–pressure system) dikombinasi dengan tingginya aktivitas kegempaan (high seismic activity) telah memainkan perankunci pada genesis dan evolusi Lusi (Lusi genesis and evolution).

Paradigma baru Lusi sebagai sisem tempat sedimen panas bumi daripada sistem mud volcano yang konvensional
Dalam kerangka model yang baru ini, Lusi lebih baik dipahami sebagai suatu sedimen induk sistem panas bumi (sediment-hosted hydrothermal system)daripada wujud suatu mud volcano.