EBOOK LUSI
DEFORMASI DI BARAT LUSI BERDASARKAN INSAR SATELIT
AOKI 2014
https://sites.google.com/site/lusilibraryhardi2010/aoki-2014
Pemodelan Lusi mud volcano dan Mud Diapirisme (Kadurin, 2009)
sebagai ilustrasi pokok makalah Aoki yaitu
apa wujud Elip Deformasi InSAR di barat Lusi
Contents lists available at ScienceDirect
Journal of Volcanology
and Geothermal Research
journal homepage: www.elsevier.com/locate/jvolgeores
Gambar InSAR dan Pola
Amblesan yang meluruh secara eksponensial (Rudolph)
Sebagai basis untuk pemahaman Deformasi di sekitar Lusi
Contents lists available at ScienceDirect
Journal of Volcanology
and Geothermal Research
Article history:
Available online 25 April
2014
Deformasi
tanah yang terkait dengan semburan gunung lumpur, di Jawa Timur, Indonesia
Ground deformation associated with the eruption mud
volcano, east Java, Indonesia
Kata Kunci:
Gunung lumpur (Mud
volcano), Deformasi tangah (Ground deformation), Synthetic aperture radar,
Analisis berselang waktu (Time-series analysis)
Pokok-pokok Bahasan:
Kesimpulan
·
Evolusi deformasi tanah
2006-2011 dengan Citra SAR:
·
Indikasi amblesan terjadi
di kawah dan sebelah barat:
·
Peluruhan eksponensial
terjadi pertengahan 2008:
·
Perkiraan semburan tidak
berlangsung lama:
·
Hubungan Kawah dan daerah
barat pada pertengahan 2008:
·
Semburan lumpur
dikendalikan oleh gradien tekanan reservoir-permukaan:
·
Waktu kejadian peluruhan
eksponensial di semburan lebih awal 6 bulan dari di barat:
·
Kesimpulan amblesan di
barat Lusi dipicu oleh semburan lumpur dengan waktu tunda:
Abstrak
· Penyelidikan
deformasi tanah 2006-2011 dengan citra SAR:
· Terjadi
amblesan di kawah dan sebelah barat:
· Terjadi
Peluruhan dari LOS terjadi pertengahan
tahun antara 1,5-2,5 tahun:
· Isyarat
semburan tidak berlangsung lama lagi:
· Amblesan
di barat berhubungan dengan semburan pada pertengahan 2008:
· Peluruhan
di barat terjadi kemudian daripada di Kawah, amblesan di barat berhubungan
dengan semburan:
· Hasil
pemodelan, Geometri penghubung dan karakteristik kekakuan lumpur, peluruhan
yang konstan:
Pendahuluan
- Volkanisme Lumpur (mud volcanism):
- Lusi peluang mengamati volkanisme lumpur sejak kelahirannya:
- Evolusi tingkat semburan (ekstrusi lumpur), kompilasi:
- Pentingnya memahami mekanisme semburan Lusi dan mud volcano pada umumnya:
- Dampak wilayah tergenang dan kerusakan:
- Pentingnya memahami mekanisme semburan Lusi dan mud volcano pada umumnya:
- Perkiraan pajang umur sebelumnya dari pemodelan fisik:
- Pendekatan SAR semburan akan berkurang/meluruh dalam beberapa tahun mendatang:
- Mengikuti pendekatan Rudolph, menggunakan data SAR mendapatkan evolusi pergerakan tanah dari semburan Lusi:
- Perbedaan dalam orbit satelit (manaik/menurun):
- Temuan penting deformasi berhubungan semburan lumpur meluas ke barat:
- Lumpur di barat diumpan dari barat kawah Lusi:
Diskusi.
Wawasan
dari pengamatan
· Terjadi perlambatan
tekanan pada kedalaman:
· Relevansi penurunan
tekanan dengan semburan sehingga semburan lumpur akan berhenti:
· Bertentangan semburan
akan berlangsung lama:
· Konsisten peruluran
deformasi dan kecepatan semburan:
· Peluruhan eksponensial
2008 di barat lebih besar:
· Indikasi ekspansi
peluruhan kearah timur:
· Perbedaan dengan Rudolph
terkait waktu peluruhan lama ke barat:
· Kesimpulan deformasi di
bagian barat disebabkan semburan:
· Evolusi amblesan barat
berhubungan amblesan kawah:
· Skenario amblesan di
barat sebagi lapangan gas, tidak ada hubungan dengan semburan lumpur:
· Diperlukan informasi
lainnya untuk menentukan penyebab semburan dari data ekstraksi lapangan gas
alam:
Evolusi
deformasi tanah 2006-2011 dengan Citra SAR:
Tahun 2006 dan 2011 dilakukan studi
terhadap evolusi temporal dari deformasi tanah (temporal evolution of
ground deformation) yang terkait dengan semburan LUSI mud volcano. Dengan analisis time
series dari citra SAR, berasal dari
satelit ALOS.
Indikasi
amblesan terjadi di kawah dan sebelah barat:
Hasil
evaluasi menunjukkan indikasi amblesan telah terjadi baik di sekitar kawah
maupun di sebelah barat dari pusat semburan. Sedangkan perubahan total LOS yang diamati lebih dari 200 mm.
Peluruhan
eksponensial terjadi pertengahan 2008:
Juga
disimpulkan bahwa perubahan LOS dari peluruhan secara eksponensial (exponential
decay) terjadi setelah pertengahan 2008 dengan konstanta waktu di kedua
daerah 1,5-2,5 tahun.
Perkiraan
semburan tidak berlangsung lama:
Waktu
peluruhan yang pendek tersebut menunjukkan bahwa semburan tidak akan
berlangsung lama lagi.
Hubungan
Kawah dan daerah barat pada pertengahan 2008:
Pengamatan
ini juga menunjukkan bahwa daerah dekat pusat semburan dan di bagian barat
telah terhubung sejak pertengahan tahun 2008, dengan geometri yang stasioner.
Semburan
lumpur dikendalikan oleh gradien tekanan reservoir-permukaan
Penciptaan
sistem ini membuat ekstrusi lumpur dikendalikan oleh gradien tekanan (the
mud extrusion controlled by a pressure gradient) antara reservoir lumpur
dan permukaan.
Waktu
kejadian peluruhan eksponensial di semburan lebih awal 6 bulan dari di barat:
The
time series yang diperoleh juga
mengungkapkan bahwa terjadinya peluruhan eksponensial sekeliling kawah sekitar
setengah tahun lebih awal daripada yang tejadi di bagian barat.
Juga
diamati bahwa amblesan di bagian barat mengalami
percepatan sampai tahun 2007, ketika amblesan
di sekitar kawah telah berhenti percepatannya.
Kesimpulan
amblesan di barat Lusi dipicu oleh semburan lumpur dengan waktu tunda:
Pengamatan ini menunjukkan bahwa amblesan
di sebelah barat telah dipicu oleh semburan lumpur dengan waktu tunda
Abstrak
Penyelidikan deformasi
tanah 2006-2011 dengan citra SAR:
Deformasi Tanah (Ground deformation) yang
berkaitan dengan semburan mud volcano
Lumpur Sidoarjo (Lusi) antara tahun 2006 dan 2011, telah diteliti dengan
menggunakan citra Synthetic Aperture
Radar (SAR images).
Terjadi amblesan di kawah
dan sebelah barat:
Telah diindikasikan bahwa amblesan (subsidence) dapat diamati terjadi di
sekitar Pusat Semburan dan di daerah
sebelah baratnya.
Terjadi Peluruhan dari LOS
terjadi pertengahan tahun antara 1,5-2,5
tahun:
Terjadi perubahan terhadap garis pandangan (Line-of-sight LOS) di kedua daerah dimana
mengalami peluruhan/pengurangan (decayed)
yang terjadi sejak pertengahan tahun 2008, dengan waktu konstan selama 1,5-2,5
tahun,
Isyarat semburan tidak
berlangsung lama lagi:
Hal ini mengisyaratkan bahwa semburan tidak
akan berlangsung lama lagi (implying that the ongoing eruption won't last long).
Amblesan di barat
berhubungan dengan semburan pada pertengahan 2008:
Waktu peluruhan yang terjadi secara seragam
ini (uniform
decay time) menunjukkan bahwa daerah amblesan di
sebelah barat telah terhubung ke pusat semburan
sejak pertengahan tahun 2008, membentuk sebuah sistem dengan geometri stasioner
(system
with stationary geometry).
Peluruhan di barat terjadi
kemudian daripada di Kawah, amblesan di barat berhubungan dengan semburan:
Hasil pengamatan bahwa peluruhan amblesan
yang terjadinya bergeser ke arah barat, daripada yang berada sekitar semburan, menunjukkan
bahwa amblesan di sebelah barat telah dipicu oleh semburan lumpur (subsidence
to the west has been triggered by the mud eruption).
Hasil pemodelan, Geometri
penghubung dan karakteristik kekakuan lumpur, peluruhan yang konstan:
Suatu pemodelan yang sederhana menunjukkan
bahwa:
1) Saluran (conduit)
memerlukan suatu yang sempit di kedalaman daripada di permukaan,
2) Kekakuan
efektif lumpur (the effective rigidity of the mud) harus lebih rendah dari
yang diperkirakan dari sampel pemboran, atau keduanya untuk menjelaskan adanya
peluruhan konstan yang diamati dari deformasi (the observed decay
constant of the deformation).
Pendahuluan
Volkanisme
Lumpur (mud volcanism):
Volkanisme Lumpur adalah
proses yang mengendalikan material sedimen dalam ke permukaan (Mud volcanism is a
process that drives materials in the sediment to the surface).
Hal
ini mempunyai kesamaan fitur umum dengan vulkanisme magmatic (magmatic
volcanism).
Sebagai
contoh, keduanya sering membentuk kaldera dan kepundan searah (form calderas and aligned vents) yang
dikendalikan oleh stres lingkungan (ambient stress) (misalnya, Bonini,
2012).
Lusi
peluang mengamati volkanisme lumpur sejak kelahirannya:
Dengan
latar belakang ini, semburan Lumpur Sidoarjo (LUSI), Jawa Timur, Indonesia, menyediakan
suatu kesempatan berharga untuk
mengamati vulkanisme lumpur sejak dari kelahirannya (precious opportunity to
observe the mud volcanism from its birth).
Lusi
menyembur pada kawasan yang rawan volkanisme lumpur, sedimentasi intensif:
LUSI,
yang telah menyembur sejak 29 Mei 2006, terletak di Pulau Jawa bagian timur,
Merupakan suatu wilayah
rawan vulkanisme lumpur akibat sedimentasi yang intensif (a region prone to mud volcanism due to an extensive sedimentation) (Gambar 1a; Mazzini et al,
2007, 2009.).
Evolusi
tingkat semburan (ekstrusi lumpur), kompilasi:
Gambar.
2 merangkum evolusi tingkat ekstrusi lumpur (the evolution of mud
extrusion rates)
yang diambil dari literatur yang sebelumnya telah diterbitkan.
Tingkat ekstrusi adalah
sekitar 50.000 m3/hari selama beberapa bulan pertama (Istadi et al., 2009).
· September 2006 (umur empat
bulan), meningkat menjadi 125.000 m/hari pada bulan.
·
Mencapai maximum of
180.000 m3/hari (Mazzini et al, 2007, 2009;.. Istadi et al, 2009)
·
Agustus 2008, menurun
menjadi 90.000 m3/hari
· Pertengahan tahun 2010 kurang
dari 10.000 m3/hari pada pertengahan tahun 2010 (Mazzini et al, 2009;.. Rudolph
et al, 2013).
Dampak
wilayah tergenang dan kerusakan:
Lumpur
yang diekstrusikan telah menenggelamkan area seluas lebih dari 7 km, dan
menyebabkan lebih dari 60.000 warga harus
mengungsi, dan menyebabkan kerusakan dengan
nilai lebih dari 4 miliar dolar AS (misalnya,
Rudolph et al., 2013).
Pentingnya
memahami mekanisme semburan Lusi
dan mud volcano pada umumnya:
Dengan
latar belakang ini, adalah penting untuk memahami mekanisme letusan LUSI dan
letusan gunung lumpur pada umumnya.
Perkiraan
pajang umur sebelumnya
dari pemodelan fisik:
Beberapa
studi sebelumnya memperkirakan umur panjang puluhan tahun dari pemodelan fisik (Some previous studies estimated the longevity of tens of years
from physical modeling) (Istadi
et al, 2009;. Davies et al, 2011.; Rudolph et al., 2011).
Pendekatan SAR semburan
akan berkurang/meluruh dalam beberapa tahun mendatang:
Rudolph et al. (2013) berbeda dengan yang
sebelumnya, menggunakan
data Synthetic Aperture Radar (SAR) (challenged the previous
studies with Synthetic Aperture Radar (SAR) data).
Selanjutnya menyimpulkan bahwa semburan
akan meluruh/berkurang (decay) dalam
beberapa tahun (conclude that the eruption will decay in a few years).
Karena
deformasi telah mengalami peluruhan (decaying)
karakteristik dengan waktu beberapa tahun (the deformation has been decaying with a characteristic time of
a few years).
Mengikuti pendekatan Rudolph, menggunakan data SAR mendapatkan
evolusi pergerakan tanah dari semburan Lusi:
Pada makalah ini penulis mengikuti jalan yang sama dengan
Rudolph et al. (2013) untuk memperoleh evolusi dari pergerakan lapangan terkait
dengan semburan LUSI (derive the
evolution of the displacement field associated with the LUSI eruption) dari citra
SAR diambil dari satelit ALOS (Shimada et al., 2008).
Dimana menghasilkan koherensi
yang baik bahkan pada daerah yang bervegetasi
seperti di Indonesia.
Perbedaan dalam orbit satelit (manaik/menurun):
Bila Rudolph et al. (2013) menggunakan citra SAR hanya dari
orbit yang menurun (descending orbit), studi
ini menggunakan citra dari orbit naik (ascending
orbit) juga untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai evolusi
deformasi (gain more insights into the evolution of the deformation).
Temuan penting deformasi berhubungan
semburan lumpur meluas ke barat:
Deformasi terkait semburan lumpur meluas barat :
Temuan utama kami adalah bahwa deformasi yang terkait dengan
semburan lumpur meluas ke barat (deformation
associated with the mud eruption extends to the west) serta di sekitar kawah.
Lumpur di barat diumpan dari barat kawah Lusi:
Hal ini menunjukkan bahwa lumpur diumpan dari
barat kawah di mana lapangan gas terdapat (mud
is fed from the west of the vent where a gas field extends), serta dari
kanan di bawah kawah (from right beneath
the vent).
Diskusi.
Wawasan
dari pengamatan
Terjadi perlambatan tekanan pada kedalaman:
Selama diasumsikan bahwa media adalah elastis, sehingga waktu
relaksasi sekitar 2 tahun (the relaxation
time of around 2 years) menunjukkan bahwa penurunan tekanan pada kedalaman
juga melambat dengan konstanta waktu sekitar 2 tahun (the depressurization at depth is also decelerating with a time
constant of around 2 years).
Relevansi penurunan tekanan dengan semburan sehingga semburan
lumpur akan berhenti:
Karena evolusi penurunan tekanan (the evolution of depressurization) dipandang sebagai proxy yang baik untuk itu ekstrusi lumpur (is viewed as a good proxy for that of mud extrusion).
Sehingga hasil studi
ini menunjukkan bahwa semburan lumpur akan berhenti segera (our result indicates that the mud eruption
will cease soon).
Bertentangan semburan akan berlangsung lama:
Hal ini bertentangan dengan studi sebelumnya (Istadi et al,
2009;. Davies et al, 2011;. Rudolph et al ., 2011) yang memperkirakan bahwa semburan
kemungkinan akan berlangsung selama beberapa decade (forecasted that the eruption will likely last for decades).
Konsisten peruluran deformasi dan kecepatan semburan:
Peluruhan yang cepat dari deformasi ini (rapid decay of deformation) secara
kualitatif konsisten dengan tingkat ekstrusi lumpur (qualitatively
consistent with the mud extrusion rate).
Dimana telah
meluruh/berkurang menjadi
5000-10,000 m3/hari pada tahun 2011, dari sebelumnya
pada saat semburan optimal pada ~ 180.000 m3/hari dan pada bulan Agustus
2008 ~ 90.000 m3/hari (Istadi et al, 2009.; Mazzini
et al., 2012, Gambar. 2).
Peluruhan eksponensial 2008 di barat lebih besar:
Gambar. 4 menunjukkan bahwa berangkat dari adanya peluruhan
eksponensial sebelum pertengahan-2008 adalah lebih besar di titik-titik barat
daripada di timur (the exponential decay before mid-2008 is bigger in the western
points than those in the east).
Indikasi ekspansi peluruhan kearah timur:
Ini mencerminkan onset awal peluruhan eksponensial ke timur (an
earlier onset of the exponential decay to the east.).
Perbedaan dengan Rudolph terkait waktu peluruhan lama ke barat:
Sementara Rudolph et al. (2013) menguraikan suatu waktu peluruhan
yang lebih panjang kebarat (a
longer decay time to the west), perkiraan mereka mungkin bias oleh terjadinya keterlambatan
peluruhan eksponensial ke barat.
Perbedaaan karakter deformasi di barat
dengan di Pusat Semburan:
Menggabungkan hasil tersebut dengan pengamatan bahwa deformasi
ke barat adalah halus, jika tidak null, selama enam bulan pertama semburan (the
deformation to the west is subtle, if not null, during the first six months of the
eruption).
Hal ini berbeda dengan deformasi yang signifikan di sekitar kawah (contrast with a significant deformation
around the vent) (Fukushima et al., 2009).
Kesimpulan deformasi di bagian barat disebabkan semburan:
Disimpulkan bahwa
deformasi ke barat telah dipicu oleh semburan dengan beberapa penundaan (we conclude that the deformation to the
west was triggered by the eruption with some delay).
Selanjutnya dipercepat, dan kemudian mulai meluruh kemudian daripada yang
di sekitar semburan (accelerated, and then started to decay later than that around
the vent).
Evolusi amblesan barat berhubungan amblesan kawah:
Evolusi berselang waktu ini menunjukkan bahwa amblesan
di barat dapat terhubung ke amblesan dekat kawah (temporal evolution suggests that the western subsidence could be connected
to the near-vent subsidence).
Skenario amblesan di barat sebagi lapangan gas, tidak ada
hubungan dengan semburan lumpur:
Bila daerah amblesan di barat sesuai dengan keberadaan
lapangan
gas (subsidence corresponds to a gas field).
Namun juga dimungkinkan untuk menafsirkan bahwa penurunan di
barat tidak ada hubungannya dengan semburan lumpur namun oleh ekstraksi gas (western subsidence does not have anything
to do with the mud eruption but due to a gas extraction).
Diperlukan informasi lainnya untuk menentukan penyebab semburan
dari data ekstraksi lapangan gas alam:
4. Discussion
4.1. Insights from the observation
As long as an elastic
medium is assumed, the relaxation time of around 2 years suggests that the
depressurization at depth is also decelerating with a time constant of around 2
years.
Because the evolution of
depressurization is viewed as a good proxy for that of mud extrusion, our
result indicates that the mud eruption will cease soon, contrary to earlier
studies (Istadi et al., 2009;
Davies et al., 2011; Rudolph et al., 2011)
that forecasted that the eruption will likely last for decades.
This rapid decay of
deformation is qualitatively consistent with the mud extrusion rate that
decayed to 5000–10,000 m3/day in 2011 from its maximum of ~180,000 m3/day and
~90,000 m3/day in August 2008 (Istadi et al., 2009;
Mazzini et al., 2012, Fig. 2).
Fig. 4 shows that the departure from the exponential decay before
mid-2008 is bigger in the western points than those in the
east.
This reflects an earlier onset of
the exponential decay to the east. While Rudolph
et al. (2013) derived a longer decay
time to the west, their estimate is probably biased by the delayed onset of the
exponential decay to the west.
Combining our results
with an observation that the deformation to the west is subtle, if not null,
during the first
six months of the eruption, in contrast with a significant deformation around
the vent (Fukushima et al., 2009), we conclude that the deformation to the west was triggered by
the eruption with some delay, accelerated, and then started to decay later than
that around the vent.
This temporal evolution
suggests that the western subsidence could be connected to the near-vent
subsidence.
Give that the area of
western subsidence corresponds to a gas field, however, it is also possible to interpret that the western
subsidence does not have anything to do with the mud eruption but due to a gas
extraction.
To confirm the cause of the
subsidence, we need independent information such a time series of the amount of
gas extraction there.
5. Conclusion
We derived the temporal evolution of ground deformation
associated with the eruption of LUSI mud volcano between 2006 and 2011 from a
time series analysis of SAR images from the ALOS satellite.
Our results show that the marked subsidence is observed to the
west of the eruption center as well as around the vent.
The observed total LOS changes are up to 200 m mor more. We also
inferred that the LOS changes decays
exponentially after the middle of 2008 with a time constant of 1.5–2.5 years in the both
areas.
This short decay time indicates that the eruption won't last long. This observation
also shows that the near-vent area and western part have been connected since
the middle of 2008 with a stationary geometry.
The creation of this system makes the mud extrusion controlled
by a pressure gradient between the mud reservoir and surface.
The time series we obtained also revealed that the onset of the exponential decay around the
vent is earlier than the western part by about a half year.
We also observed that the subsidence in the western part has been accelerated
until 2007 when the subsidence around the vent had stopped accelerating.
These observations suggest that the subsidence to the west has
been triggered by the mud eruption with
time delay.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar