EBOOK LUSI
TINGAY 2015, MERUPAKAN PAPER YANG PERTAMA TAHUN 2015
Tingay
2015,
Tekanan
Pori awal di bawah Lusi mud volcano, Indonesia
Initial pore pressures under the Lusi Mud Volcano,
Indonesia
Mark
Tingay (Persiapan 2014, diterbitkan Februari 2015)
Australian
School of Petroleum, University of Adelaide, Adelaide. SouthAustralia,
mark.tingay@adelaide.edu.au
Merupakan
Paper Ilmiah 2015, karena akan terbit Februari
PENDAHULUAN
Awal kejadian Lusi:
di daerah berpenduduk padat
Pada pagi hari
tanggal 29 Mei 2006, lumpur panas (hot mud) mulai
menyembur dari daerah persawahan padi.
Pada wilayah berpenduduk padat, di Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa
Timur (Davies et al., 2007).
Puncak kecepatan
aliran 170.000m3/hari:
Menggenangi daerah
permukiman
Kecepatan aliran (flow rates) lumpur panas mencapai
puncaknya pada 170.000 m3/hari.
Lumpur dengan cepat
telah menggenangi wilayah permukiman padat
(Mazzini et al., 2007).
Semburan berlanjut:
Volume lumpur yang dimuntahkan 90 juta m3
Selama lebih
dari delapan tahun
kemudian 'Lusi' (gabungan dari
Lumpur Sidoarjo, Sidoarjo mud) masih terus menyembur.
Dengan memuntahkan
lumpur lebih dari
90 juta m3 (having
expelled over 90 million m3 of mud).
Kecepatan semburan:
Rata-rata
30.000 m3/hari dan saat ini 10.000m3/hari
Kecepatan pada tingkat
rata-rata perhari sekitar
30.000 m3 /hari (average
rate of approximately 30000
m3/day).
Dengan kecepatan
aliran saat ini sekitar 10.000 m3 / hari, (with
current rates of approximately 10.000
m3/day) (Rudolph et al., 2013).
Perkiraan panjang
kehidupan Lusi:
Tahun
2018 kecepatan aliran 1.000m3/hari.
Semburan Lusi
diperkirakan akan terus berlanjut.
Dengan intensitas
menurun sampai pada tingkat lebih dari 1000 m3/hari, sampai kira-kira tahun
2018 (Rudolph et al., 2013).
Persyaratan umum
keberadaan gunung lumpur:
Sedimentasi cepat dan pada
tektonik aktif
Gunung lumpur
adalah fitur yang relatif umum berkembang di cekungan sedimentasi.
Sedimen telah
diendapkan dengan cepat, atau berada di daerah dengan tektonik yang aktif
(Kopf, 2002).
Lusi mud volcano
yang anomali:
Pertama kalinya lahir di daerah
perkotaan
Namun, Lusi
merupakan salah satu contoh dari catatan yang pertama kalinya suatu mud volcano
yang lahir di, daerah perkotaan.
Karakteristik
anomali lainnya:
Sejak
kelahirannya terjadi kontroversi pemicu semburan
Selain itu,
gunung lumpur Lusi sejak
saat kelahirannya telah diselubungi suasana
kontroversi, terkait bagaimana
bencana itu dipicu.
Skenario alami:
Lusi
dipicu gempabumi Yogyakarta
Beberapa ilmuwan
berpendapat bahwa telah
dipicu oleh gempa
Yogyakarta dengan kekuatan 6,4 M yang terjadi pada 27 Mei 2006 (Mazzini
et al, 2007;.. Lupi et al, 2013).
Skenario buatan
manusia:
Lusi dipicu oleh ledakan bawah permukaan
dari kegiatan pemboran BJP-1:
Namun, peneliti
lain mengusulkan bahwa gempa Yogyakarta terlalu kecil untuk memicu bencana Lusi
mud volcano tersebut.
Sebaliknya para
ahli lainnya berpendapat bahwa semburan lumpur dihasilkan oleh ledakan di bawah
tanah, yang berlokasi di dekat sumur eksplorasi Banjar Panji-1 (BJP-1) (Manga,
2007; Tingay et al, 2008;. Davies et al ., 2008).
Fokus Studi Mark
Tingay 2015:
Pada Tekanan Pori sebelum terjadi
Lusi, termasuk prediksi lama kehidupan semburan
Penelitian ini
memfokuskan untuk melakukan
analisis langsung yang pertama
dari tekanan pori.
Yang diamati di
Lusi mud volcano, sesaat sebelum terjadinya semburan.
Hal ini merupakan
suatu pemahaman yang rinci tentang tekanan pori pra-semburan.
Dimana akan
mempunyai implikasi langsung untuk memahami inisiasi
dan mekanik dari gunung lumpur Lusi.
Disamping itu
yang tidak kalah
pentingnya adalah untuk memprediksi panjang
umur semburan (Davies et al., 2011a).
Keberadaan dan
validasi data:
Tekanan Pori pra-semburan dan
perkiraan ke depan
Meskipun implikasi
bersifat penting, namun informasi tekanan
pori saat ini di
wilayah tersebut hanya terdiri
dari prediksi tekanan
pori pra-bor yang
belum diverifikasi.
Perkiraan pasca
bor, berdasarkan berbagai metode yang tidak diungkapkan.
Dan adanya
perbedaan interpretasi terhadap tekanan tendangan dasar-lubang di BJP-1 sumur
(Davies et al, 2008;. Tingay et al, 2008;.
Sawolo et al, 2009;.. Davies et al, 2010).
Koreksi terhadap
pandangan studi terbaru:
Estimasi porositas dari Tanikawa
2010 dan Lupi 2014
Selain itu,
Tanikawa et al.
(2010) menggunakan estimasi porositas
dan permeabilitas untuk model yang sangat berkisaran lebar. Untuk
kemungkinan tekanan pori di wilayah tersebut.
Meskipun hasil studi
ini telah telah
diperdebatkan, karena dinilai ada ketidakakuratan dalam asumsikan geologi bawah permukaan
(Davies et al., 2011b).
Sedangkan studi yang
terbaru, juga terdapat kesalahan data
log yang digunakan
dalam penentuan porositas (Lupi
et al., 2014).
Data yang digunakan
fokus pada data analisis industri migas:
Menentukan
tekanan pori awal di bawah Lusi
Sebaliknya, penelitian
ini lebih berfokus pada
analisis data industri
minyak bumi, yang dikumpulkan
dalam lubang bor di dekatnya.
Khususnya Banjar
Panji-1 (BJP- 1) juga terletak hanya 150 m dari Lusi.
Dengan tujuan untuk
menetapkan besaran tekanan pori awal di bawah Lusi mud volcano lokasi.
Perkembangan Overpressure:
intensitas menengah sampai tinggi dibawah kedalaman
500m dan sangat dangkal ~350m
Menunjukkan bahwa
overpressures dengan intensitas menengah sampai tinggi (lebih dari 13,0 MPa /
km atau 11,1 ppg).
Telah terjadi
pada urutan sedimen di bawah 500m, menerus ke arah yang lebih dalam.
Hal penting
lainnya, adalah karena timbulnya overpressure
pada lokasi yang
sangat dangkal (~ 350 meter).
Cakupan makalah:
bahas kemungkinan asal usul Overpressure dan tekanan
pori pori
Selain itu,
penelitian ini juga membahas kemungkinan asal mula overpressures di wilayah.
Dan melakukan
prediksi terhadap tekanan
pori, pasca-bor dari
proses yang hati-hati
dan disusunlah suatu petrofisika dataset log.
Data petrofisika
dan tekanan pori
model menunjukkan bahwa overpressures disequilibrium pemadatan terjadi, dan
dapat diandalkan diprediksi, pada urutan klastik Pleistosen.
Konstrain:
penentuan asalmula
overpressure dan prediksi tekanan pori pada baguan volkanik dan karbonat
Namun penentuan
asal overpressure dan prediksi tekanan pori
lebih bermasalah pada batuan vulkanik,
gunung api dan formasi karbonat.
Proses pembelajaran
untuk kegiatan eksplorasi Migas di Jawa Timur: Kerusakan
bersekala besar oleh gunung lumpur dan kemugkinan oleh ledakan bawah permukaan
Lusi unumnya tetap
hanya dikenal dari kerusakan yang bersekala besar disebabkan oleh suatu semburan gunung lumpur.
Selain itu, juga
merupakan contoh yang ekstrim kemungkinan kehancuran yang dapat disebabkan oleh
ledakan sumur bawah tanah.
Oleh karena
itu, analisis ini
bertujuan untuk menjadi
suatu alat bantu
pada kegiatan pemboran yang lakukan di Cekungan Jawa Timur.
Merupakan studi
kasus yang menarik dari kesulitan dalam prediksi pra-pemboran.
Baik pada
daerah dengan besarnya
overpressure tinggi, terutama
overpressured yang berkembang pada batuan non-klastik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar