Geophysical Research Abstracts Vol. 20, EGU2018-14443, 2018 EGU General Assembly 2018 © Author(s) 2018.EGU2018-14443 Sciarra
Penelitian gangguan eksternal pada semburan Lusi, NE Jawa, Indonesia
Investigating external perturbations for the Lusi mud eruption, NE Java, Indonesia
|
Alessandra Sciarra (1,2), Giancarlo Ciotoli (2,1), Maria Grazia Finoia (3), Alwi Hussein (4), and Adriano Mazzini (5)
(1) Istituto Nazionale di Geofisica e Vulcanologia, Rome, Italy (alessandra.sciarra@ingv.it), (2) di Geologia Ambientale e Geoingegneria, Consiglio Nazionale delle Ricerche, Rome, Monterotondo (Rome, Italy), (3) Istituto Superiore per la Sicurezza e per la Protezione Ambientale (ISPRA), Rome, Italy,
(4) BPLS, Surabaya, Indonesia, (5) Centre for Earth Evolution and Dynamics (CEED), University of Oslo, Oslo, Norway
TINJAUAN: EGU 2018
Ditinjau Oleh: Dr. Hardi Prasetyo
Sciences Manager, Misi Nasional Penanggulangan Bencana LUSI
2006-2017, Kerjasama BPLS-LUSI LAB
Abstrak
Pada bulan Mei 2006, beberapa semburan lumpur yang selaras muncul di timur laut Jawa (Indonesia).
Situs semburan yang paling menonjol bernama Lusi dan terus aktif sejakdengan menyemburkan gas, lumpur, batu, dan air.
Sejak awal Lusi memiliki perilaku geysering yang menampilkan kejadian yang lebih kuat dari pembuangan gas dan lumpur yang meningkat yang terjadi setiap ~ 30 menit.
Tingkat aliran keseluruhan berfluktuatif sampai mencapai puncaknya sebesar 180.000 m3/hari, dan kadang-kadang menurun menjadi kurang dari 20.000 m3/hari pada periode lainnya.
Pada akhir tahun 2017 laju alir mencapai 140.000 m3/hari menunjukkan bahwa overpressure yang tinggi masih ada pada kedalaman untuk memberikan tenaga pada lokasi semburan.
Peningkatan laju aliran mendadak yang sering diikuti oleh penurunan yang stabil, menunjukkan bahwa Lusi adalah sistem yang sangat tidak stabil dalam kondisi kritis yang berpotensi rentan terhadap gangguan eksternal.
Untuk menyelidiki dinamika yang mengendalikan perilaku semburan, kecepatan aliran yang dipantau lebih dari 10 tahun telah berkorelasi dengan gempa bumi dengan magnitudo> 3,3 yang terjadi di sektor timur tengah Pulau Jawa selama periode waktu yang sama.
Analisis korelasi silang awal dilakukan antara dua deret waktu untuk menyelidiki apakah perubahan stress yang terkait dengan gempa bumi dapat menyebabkan variasi laju aliran.
Seri waktu deret debit dan seismik dibagi dalam tiga komponen: tren, musiman dan kesalahan acak.
Secara keseluruhan laju aliran menunjukkan tren penurunan umum dari tahun 2006 hingga akhir 2014, sedangkan dari tahun 2015 sampai sekarang trennya semakin meningkat.
Musim kemarau tahunan dapat diamati pada dataset laju aliran.
Demikian pula, catatan gempa yang diamati menunjukkan tren yang berfluktuasi dengan penurunan umum dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2012, diikuti oleh kenaikan umum sampai 2017.
Korelasi silang time series dengan lag harian menyoroti korelasi positif antara debit dan besaran yang menunjukkan kenaikan laju aliran beberapa hari setelah terjadinya kejadian gempa.
Investigating external perturbations for
the Lusi mud eruption, NE Java, Indonesia
In May 2006, several aligned mud eruptions appeared in northeast Java (Indonesia).
The most prominent eruption site was named Lusi and it has been active ever since erupting gas, mud, rocks, and water.
Since its inception Lusi has a geysering behaviour displaying more powerful events of enhanced gas and mud discharge occurring every ∼30 minutes.
The overall flow rate has been irregular through time reaching peaks up to 180,000 m3/day during the early phases, and occasionally decreasing to less than 20,000 m3/day in other periods.
At the end of 2017 the flow rate reached 140,000 m3/day revealing that high overpressure is still present at depth to fuel the eruption site.
Sudden flow rate increase are often followed by a steady decrease showing that Lusi is a highly unstable system in critical conditions potentially susceptible to external perturbations.
In order to investigate the dynamics controlling the eruption behaviour, more than 10 years of monitored flow rate have been correlated with the earthquakes with magnitude > 3.3 occurring in the central-eastern sector of the Java Island during the same time period.
A preliminary cross correlation analysis was performed between the two time series in order to investigate if the stress change linked to the earthquakes can induce a variation in the flow emission rate.
Both flowrate and seismic events time series were divided in three components: trend, seasonality and random error.
Overall the flow rate shows a general decreasing trend from 2006 up to the end of 2014, while from 2015 until now the trend has been increasing.
A general yearly seasonality can be observed on the detrended flow rate dataset.
Similarly the observed earthquakes record shows a fluctuating trend with a general decrease from 2006 up to 2012, followed by a general increase until 2017.
Time series cross-correlation with daily lag highlights a positive correlation between flowrate and the magnitude indicating an increase in flow rate few days after the occurrence of seismic events.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar